Elizabeth Gilbert dalam novel terkenalnya yang berjudul EAT, PRAY, LOVE pernah mengungkapkan sungguh ‘aneh’nya ia
menemukan betapa orang Indonesia punya rasa ingin tahu yang begitu tinggi pada
gerak kehidupan manusia lainnya. Dalam buku yang akhirnya difilmkan dan
mengambil setting di 3 negara: yaitu Italia,India dan Indonesia, Liz (begitu
sapaan akrabnya) memiliki pertanyaan yang hanya bisa ia ungkapkan dalam
tulisannya pada bab 3 buku ini- dimana lokalisasi cerita tersebut adalah
berlatar budaya Bali.
Liz yang notabene merupakan seorang yang lahir
dan besar di Amerika, ketika ingin
bepergian saat di Bali, ada saja orang bertanya padanya, “hey mau kemana Liz?”
atau saat sudah pulang, “hey kamu abis darimana? Dapet apa aja tadi?” atau
pertanyaan yang mungkin sangat privasi sekali bagi wanita barat, “sudah menikah
belum?”. Atau “kenapa belum menikah?”, atau “kenapa bercerai?”, atau parahnya
lagi, “kenapa tidak mencoba mencari penggantinya yang lebih bla bla bla..” hahaha sabar ya Mbak Liz...
Ehem,
Disini saya bukan mau mereferensi buku ataupun
ekslpor cerita novel ya.. Saya Cuma mau goyang.. eh? Hehehe
Cuma ya mungkin pertanyaan dalam hati Elizabeth Gilbert itu sering juga
terlintas dalam benak saya *cailah*. “Kenapa
orang sini sukanya ingin tahu urusan orang ya?” hem.. pernah suatu ketika saya
keluar kamar kost, membawa gayung yang isinya sabun mandi, odol, sampo dll,
menyelendang handuk dan berjalan menuju ke kamar mandi.. mbak kost saya nanya, “kamu
mau ngapain fa?” lahhhhhhh ya jelas-jelas saya
mau mandi.. pake ditanya -,-‘
Kejadian lain bukan satu – dua kali. Tapi
sering. BANGET. Semisal mau ke BANK, trus ada yang denger, trus pada refleks
(iya ini udah jadi kebiasaan mereka mungkin) “mau ngapain ke Bank? Mau ambil
duit yaaa? Uang beasiswanya udah turun yaa? Abis dikirimin mama yaaa? Mau bayar
shop online yaaa?” yaaaaaaaaaaa menurut nganaaaaaaa? Pffffffffffffffffff
Ya lagian kenapa pada pengen
tahu banget sih?
Iya tahu Cuma sekedar basa basi atau apalah
itu namanya, tapi kan ada pemilihan kata yang lebih asik kayak misal, “eh
gimana novel lo, udah selesai belom?”, atau “eh gimana baju yang kemarin? Jadi beli
gak? Lucu tau.”, atau “eh kucing lo udah melahirkan? Anaknya berapa? Bagi dong
satu.” NAHHH kalo gitu yang di-basabasi-in
kan juga jadi gak basi. Asik.
Kalau betul punya rasa ingin tahu yang tinggi
maka jadilah peneliti atau penulis biografi. Disitu kamu punya kesempatan luas
untuk kepo-in objek penelitian kamu atau orang yang mau kamu tulis riwayat
hidupnya. Ehiya bro,sis, ngomong-ngomong ya jadi peneliti dan biografer itu
juga ada aturannya. Tulis yang diizinkan sama narasumber aja. Trus ada juga
beberapa hal yak emang cukup untuk diamati ajah.. gak usah ditanya-tanya terus
gituh.. kalau narasumbernya gak mau mengungkapkan yaudahlah jangan
dikorek-korek terus! Emangnya telinga! Hih!
Maka dari itu hubungan antara peneliti dan
narasumeber pada saat pra-proses-hingga selesai penelitian juga harus dijaga. Biar
narasumbernya gak lari kemana-mana. BEGITU JUGA SAMA TEMAN. Ehem! Tahu temannya
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda yaudahlah.. jangan kepo
kepo banget jadi orang. Cukup tau aja ya cukup. Kalau dia mau berbagi, dia juga
pasti cerita. Kalau dia melakukan sesuatu diam-diam tandanya ya emang dia ingin
merahasiakan hal itu. Gak usah digali-gali lebih dalam lagi, emangnya kamu
pencari harta karun apah??!!
Ehem, ehem.. yang baca gak usah kesindir. Saya
juga suka kepo. Tapi masalahnya saya kalo abis kepo gak tahan pengen joget
(loh?) hehehe saya abis kepo biasanya
dimarahin sama pacar.. eh mantan deng.. (lah malah curhat!). Lagipula setelah
kamu tahu urusan semua orang apakah kamu akan jadi lebih bahagia? Enggak kan! Jadi
intinya A DA LAH.. punya rasa ingin tahu yang tinggi itu boleh tapi ke hal-hal
yang positif ajah. Kepoin harga bawang putih di pasar itu positif.
Kepoin A’a burjo udah masakin pesanan kita apa belom itu positif.
Kepoin kalender akademik dari Januari ampe Desember untuk cari tanggal merahnya
itu positif.
Kepoin prakiraan cuaca juga positif biar kita tahu kapan waktu yang tepat untuk
nyuci.. Dan masih banyak lagi yang bisa kamu lakuin yang lebih positif daripada
sekedar SKS: Sotoy sotoy
sendiri, Kepo
kepo sendiri, dan akhirnya Sindir merasa
kesindir sendiri malahan..*eh gimana?*
Dan.. Yaudahdeh daripada
habis ini saya dihujat rakyat dan dilemparin bengbeng segerobak, mending saya pergi dulu. Bye. J
The
less you care
The
happier you will be!