aku
23 December 2013
15 November 2013
Budaya Mendengar (3)
Hari ini nengpaul disapa seseorang, emm lebih tepatnya sih dibalas sapa sama seseorang -yang tadinya gue kagumin banget- trus sekarang gue ada di posisi dia- meskipun masih dalam proses belajar-
YAP! Siapa lagi kalo bukan guru sosiologi gue semasa putih abu-abu. Aaaaaa senang sekali hati iniiiiiiiii :D
Betapa tidak, tadinya duduk di bangku murid, sekarang duduk di bangku guru. Walaupun baru praktek, tapi gue seneng bangetlah ada di sini, di posisi ini, sekarang. Aku suka mengajar, aku suka murid-muridku, aku suka sosiologiiiiiiiii *ciyee hahaha*
Terlepas dari gue tidak pintarnya barangkali soal teori, ada perasaan dimana "Ah, betapa beruntungnya gue ada di tempat ini sekarang". Ya gimana gak senang, sekalipun lagi sakit, flu, ataupun PMS, yang namanya abis masuk kelas dan ketemu anak-anak IPS yang kece-kece itu.. hilang rasa sakitnya. Iya, udah gitu betapa aktifnya mereka kalo diajak diskusi, juga akhir-akhir kalau masih ada waktu kita sering bicara soal cita-cita, keinginan, juga tokoh yang menginspirasi mereka untuk melakukan mobilitas vertikal naik.. bikin mikir ulang bagi diri sendiri, "oh iya yah cita-cita gue tuh apa yah? abis ini gue mau kemana yah? nanti gue bisa jadi inspirasi bagi banyak orang gak yah?"
Anak-anak selalu punya jawaban menarik, pada setiap kelas, setiap orang, setiap hari. Kadang gue cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ternganga dengerin cita-cita mereka yang oke punya.
Misal si Indita yang bercerita di depan kelas kalo cita-citanya mau jadi ketua KPK. Katanya dia mau membrantas korupsi. Okeh. Trus dia nunjuk sahabatnya Prita, untuk maju ke depan. Trus si Prita ini ternyata cita-citanya adalah menjadi gubernur BANK INDONESIA yang gaul, katanya biar bisa kerjasama dengan Indita (Sang Ketua KPK Gaul) untuk membrantas orang2 yang korupsi di BI. Okehh. Trus si Prita ini menunjuk rekannya, Ian untuk gantian maju. Si Ian ini katanya bercita-cita untuk jadi Jaksa Gaul. Terus gue tanya, kenapa Ian ingin jadi jaksa? katanya, "karena aku pingin bekerjasama dengan Prita Gaul dan Indita Gaul untuk membrantas korupsi dengan cara yang gaul!!!". Okehhh!
*Lah ini kayaknya mereka bertiga udah bikin skenario sebelum gue suruh maju*
Heuheuheu, namanya juga anak-anaaaaak :D
Ada juga di kelas sebelah, yang punya cita-cita luhur. Orangtuanya adalah seorang wirausaha mebel. Terus katanya dia -bagaimanapun juga- harus bisa mengembangkan usaha yang dibangun ortunya ini, gak boleh jatuh ke tangan orang lain, dan di tangan dia harus bisa buka cabang dimana-mana biar bisa buka lapangan pekerjaan buat orang banyak. Subhanallah, semoga seluruh alam dan Penciptanya mengamini cita-cita mereka. Amiin..
Tuh kan.. anak-anakku.. :D
Tugas "Tokoh yang Menginspirasi" Bukan soal siapa tokohnya dan seberapa hebat, tapi mereka bisa cerita bagaimana tokoh-tokoh ini bisa jadi hebat dan bagaimana usaha mereka mencapai cita-citanya itu. |
Pengalaman mendengarkan keinginan murid-murid, juga tokoh-tokoh yang menginspirasi mereka, dalam praktik pengalaman mengajar ini buat gue bukan sekedar soal gue kasih materi- mereka diskusi - gue kasih nilai- praktek selesai- tapi lebih kepada menempatkan posisi di tengah kelas, merasa sama-sama belajar dengan generasi putih abu-abu ini, dan gue seakan masuk ke mimpi-mimpi anak muda yang gak ada habisnya, yang bikin gue untuk "keep moving forward". Ah gilaaaaa, barangkali betul tagline salahsatu iklan asuransi, bahwa pengalaman mengajariku segalanya :) #eyaaaaaaaa
05 November 2013
Budaya Mendengar (2)
Masih soal SMA,
dan gue masih disini,
meski gue akan segera merindukan masa-masa ini
berdiri di depan kelas hanya untuk memberi salam,
lalu kemudian berputar ke seluruh sudut kelas untuk mendengar segala pertanyaan, sanggahan, pendapat, dan analisis dari murid-murid..
YAK!
Gue sering bilang, mungkin awalnya hanya pada teman-teman dekat saja semasa kuliah, tapi akhirnya gue sampaikan juga pada beberapa kelas yang gue ampu. "Banyak orang pandai berbicara, tetapi tidak pandai dalam mendengarkan." Padahal proses belajar yang paling pertama yang bisa dilakukan oleh manusia apa? Mendengar! Bagi yang muslim dari lahir, apa yang diperdengarkan pertama kali waktu datang ke dunia? Suara Adzan :)
Lalu kenapa semakin bertambah usia semakin sulit sekali untuk mendengar?
Guru pamong gue selalu mengingatkan sebelum masuk kelas untuk praktek mengajar, "ojo lali, sisipkan pendidikan karakter untuk anak-anak." kenapa juga gue harus menanamkan pendidikan karakter sementara sudah ada guru BK (Bimbingan Konseling) di setiap sekolah yang biasanya menjadi polisi moral?
Tapi inilah jawabannya..
Banyak orang pintar secara akademis tapi tapi tidak pintar dalam membangun karakter. Buktinya? siapakah orang-orang yang ditangkap KPK atas kasus dugaan suap ataupun korupsi? pejabat, anggota dewan, pengusaha, penegak hukum.. apakah mereka tidak pintar dalam hal akademis? tentu tidak! Lalu apa urusannya sama guru sosiologi?
HEY
Membangun karakter bukan hanya tugas guru BK ataupun PPKN saja, Gue kira setiap dari kita bahkan butuh untuk membangun karakter, apalagi untuk yang akan mengurusi hajat hidup orang banyak, anak bangsa, kalau bukan kita siapa lagi?
Nah, agak berat ye bahasan gue barusan,hehe. Ehtapi kita sebagai generasi muda *oke, gue ngerasa muda lagi karena kemarin habis ikut upacara peringatan sumpah pemuda* emang beneran harus punya yang namanya pendidikan karakter. Temen-temen pernah denger ada yang namanya SEKOLAH SELAMAT PAGI INDONESIA di Batu, Malang, Jawa Timur. Sekolah itu adalah sekolah gratis dimana murid-muridnya berasal dari berbagai daerah, suku, agama yang begitu mengedepankan prinsip toleransi, disiplin dan tanggungjawab.
Ada salah satu yang gue catat betapa pendidikan moral menjadi dasar dari pengembangan karakter di sekolah ini yaitu P A K S A.
P = PRAY
Hayooo siapa yang kalo berangkat pagi2 ke kampus atau ke tempat kerja jarang solat subuh??? hahaha kalo kata murid gue sih biasanya yang nanya kayak gini justru yang jarang. *LOH?*
Andrea Hirata dalam mantra terkenalnya pada buku Sang Pemimpi mengutip kata-kata sahabatnya, "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu." Sebuah kalimat sederhana dari daerah terpencil yang nyadarin gue, kalo ada kekuatan yang Maha Besar yang ngatur jalan hidup kita. Lalu kenapa kita tidak meminta pada kekuatan itu untuk dimudahkan dan dikuatkan dalam segala jalan yang kita tempuh. Caranya? berdoalah ;)
A = ATITTUDE
Inilah yang selalu gue tekankan pada adik-adik di kelas, bagaimana kita pintar bukan hanya di otak saja, tetapi juga di hati. Bagaimana nilai-nilai sopan santun, rajin menabung, tidak sombong bukan hanya guyonan semata untuk menggambarkan seorang anak dikatakan baik. Bagaimana menghargai orang lain yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya adalah suatu budaya yang harus dibiasakan, siapapun kamu, dimanapun kamu berada.
K = KNOWLEDGE
Pengetahuan yang bukan hanya teks book, meski untuk teori tetap kita harus kembali ke buku sekolah. Belajar sosiologi bukan hanya dari buku saja, karena gue menerapkan konsep dari awal bahwa dimana pun gue akan mengajar gue harus jadi guru yang FUN. Maka jangan heran, sebelum gue ataupun Evie masuk kelas, kita ribet menyiapkan film, lagu, artikel dari koran/majalah, stick, pensil atau dadu macam anak TK.
Kelas XI IS 2 sedang bermain 'Hey Hey Siapa Dia?' Salahsatu aplikasi budaya mendengar dalam bentuk games. |
S = SKILL
Ada yang namanya softskill dan hardskill. Gue kira temen-temen udah tau ini maknanya apa dan bedanya dimana. Satu yang pasti, keduanya itu penting. Keahlian yang sangat-sangat dibutuhkan oleh kawula muda *yaelah macam penyiar radio prambors gue* untuk menunjang karir, dan kalo bisa jadi wirausaha-wirausaha muda yang memutarbalikkan stigma "habis lulus cari kerja" dengan "habis lulus, buka lapangan pekerjaan". You wanna try ? :)
A = ACTION
Ini dia..... woy yang lagi di Jekardahhhh, sudahkah bertemu Jokowi ataupun Ahok dalam sekali waktu? Temen-temen, entah peduli secara serius ataupun enggak, pasti ngerti strategi "blusuk'an" atau yang artinya dalam bahasa Indonesia "terjun langsung ke lapangan" yang dilakukan pasangan baru di DKI ini. Udah berasa perbedaanya dimana? Karena gue jarang di Jakarta, jadi baru ngerasain itu jalanan depan tanah abang udah lancar ye ampe hampir2 kelewatan mau turun di Blok B. Iya, aksi! Apalah artinya punya planing A-Z kalo gak dijalanin. Aksi aksi ayo beraksi! (^.^)v
Oke, sekian materi hari ini.
Selamat siang,
Jangan lupa makan siang ya kamu, iya kamu :)
Budaya Mendengar (1)
Halo!
Hari ini gue libur. Ceritanya tanggal merah. Dan ceritanya lagi sebagai seseorang yang erat kaitannya dengan sekolahan, maka gue bahagiaaaaaa banget ketemu tanggal merah. YEAY :D
Well, gue seneng banget akhirnya kembali ke SMA lagi. Meski bukan SMA N 47 JAKARTA (tapi suatu saat gue berharap bisa ada disana lagi).. but I'M HERE! YESS I'M! di SMA N 1 SURAKARTA (FYI aja sih ini sekolah katanya paling bagus se Solo Raya dan kemarin baru saja juara UN ke 2 tingkat Nasional). Sebenernya bukan mau pamer sih, tapi mau cerita ajah beberapa part yang bikin ehemmm banget pas praktik mengajar disini.
Ehem,
Barangkali sama seperti temen-temen yang lainnya, ada saat-saat dimana sebelum masuk kelas dan perut mules macam ada kupu-kupu sedang menari di dalam perut, atau tiba-tiba tenggorokan gatel kayak ada semut merah lagi kondangan. *gak usah dipikirkan juga kenapa harus ada sepasang semut merah yang menggelar pesta pernikahannya di tenggorokan gue! oke gak usah!*
Iya, jadi semacam itulah groginya gue sebelum masuk kelas bertemu anak-anak. ANAK ANAK UL? Lah bukan anak-anak juga sih, orang udah gede gituh. Okelah kita sebut saja, sebelum ketemu adik-adik. Sip.
Tapi bukan nengpaul namanya kalo gak bisa pedekate sama adik-adik. *ceilah* Butuh proses emang ye apapun juga, gak mudah tapi juga gak sulit banget. Kebetulan gue mengampu kelas XI IPS1 dan 2. Meski kadang-kadang ada tambahan tugas untuk masuk di kelas X IPS dan kelas XII IPS. Nah kelas X ini betapa "kelebihan energi"nya mereka hingga betul-betul menuntut ekstra perhatian yang amat dalam. Fyuhhhh--
Trus, kalo kelas XII lumayan anteng lah yaa mungkin juga karena udah tingkat akhir jadi udah mulai taubat dan asiklah kalo ditanya materi ini itu udah pada pinter semua. Iya dong harus pinter namanya juga anak SMANSA :D
Nah, terus.. yang menjadi perhatian gue adalah kelas XI. Dear sahabat-sahabat negpaul.. siapapun kalian sekarang pasti pernah melalui yang namanya kelas XI SMA dan betapa sibuknya dengan organisasi, belum lagi jadwal main antar geng, belum lagi ikut lomba-lomba sana sini, belum lagi ekskul, belum lagi ada les-les bahasa dan belum lagi buka notif akun-akun di media sosial, betapa dewa dewi-nya sibuk pada masa-masa ini..
Beruntungnya gue kalo masuk kelas dan adik-adik ini sudah duduk manis di bangkunya masing-masing. Sayangnya gak pernah begitu. Selalu saja ada yang lompat-lompat kesana kemari dan mondar-mandir dan tanya ini-itu sebelum pelajaran di mulai. Hfffff *tarik nafas panjang sepanjang jalan kenangan*. Tapi gue selalu cinta kelas yang ramai seperti ini, karena sungguh merasa dihargai ketika keadaan sudah aman sentausa dan mereka mau mendengarkan materi yang gue berikan. Gak pernah lama gue ngasih materi pelajaran, paling 15 menit. Sisahnya??? mereka gue lemparin kasus *untung banyak yang menangkap*, suruh diskusi, analisis, tanya jawab, gak ada yang gak aktif. Aktif semua bahkan terlalu aktif mungkin karena semuanya sudah pakai rexona active day setiap hari. Hahaaa *abaikan*
Lihat saja gambar berikut ini :
kelas XI IS 3 Sedang mendengarkan penjelasan tokoh-tokoh yang mengalami Mobilitas Vertikal Naik |
Seperti itu ternyata rasanya didengarkan banyak orang. Dan betapa gue merasa memiliki tanggungjawab lebih karena akhirnya gue tau.. pada setiap kata yang gue perdengarkan di telinga adik-adik, akan mempengaruhi mereka di kemudian hari.
Sungguh tak pernah menyesal dari kecil dijejalkan oleh kakek begitu banyak berita-berita sosial politik dari dalam maupun luar negeri. Juga membaca koran setiap hari. Juga meminjam novel-novel dan komik-komik pada Anggi dan Yoni setiap pulang sekolah semasa SD. Juga membeli majalah GADIS dan HAI di tukang majalah second yang letaknya tidak jauh dari SMP N 48 JAKARTA dengan harga 2ribu rupiah saja. Juga sering berkunjung ke perpustakaan sekolah pada setiap jam istirahat bersama Bani, teman SMA.
Budaya membaca yang takkan ada apa-apanya.. kalau ajah hari itu gue memutuskan untuk menjadi yang lain, yang bukan jadi guru, yang bukan sosok yang suaranya penting untuk didengarkan.
27 October 2013
Selamat Menulis lagi!
Halo,
Karena hari ini adalah hari blogger nasional, rasanya gak sopan kalo gue gak ikutan meramaikan blog ini dengan sebuah tulisan yang agak-sampis-cenderung-sampis-beneran-yang-penting-happy :PAnd this is it......... jadilah sebuah postingan random yang gaktau mau dibawa kemana arah dan tujuannya. *yailah ul*. Ehem, jadi gini loh temen2.. sebenarnya gue berniat untuk menutup blog ini (untuk kesekian kalinya, karena ceritanya mau move on), tapi gak jadi ditutup blognya karena eh karena yaaaaaaaaaaaa gak jadi aja deh pokoknya!!! *ih ngeselin ya gue*
Ohiya malam ini sebenernya tugas gue numpuk loh, kayak rindu aku ke kamu----- eyaaaahaha rindu ke adik-adik sepupu maksudnya. Ohiya si Valentine dan Julian sekarang lagi lucu-lucunya loh, gendutttt jadi kepingin cubit! jadi kepingin pulanggggg! aaaaaaa mama oh mama aku ingin pulang..... *tuhkan paansih ul*
Nah ini loh foto-foto mereka :
Fetine Valentine |
Julian Yogi Pratama |
Ehem, lucu-lucu kan mereka berdua. Iyalah kakaknya aja lucu banget gini! heuuuuuuu
Ehem.. *lah ehem-ehem mulu, maaf ya ini emang beneran lagi batuk, jadi nulisnya harus di-ehem-in juga biar keliatan kalo lagi sakit* Makanya pemirsah, kesehatan itu jangan dispele-in. Harus dijaga bener2. Lah wong udah dijaga ajah masih sakit, apalagi gak dijagain.. gini deh jadinya. Jadi apa? jadi ehem! uhuk uhuk uhuk
Oke, sebaiknya gue harus buru-buru signing out. Bukan, bukan karena mau ngerjain tugas merangkum bukunya si Rosemary Tong itu, dan bukan pula mau ngerjain LO, Analisis SK KD atau apalah itu.. tapi ini butuh tidur lebih awal ajah biar besok pas Upacara Sumpah Pemuda bisa sehat kembali :) Emang bener barangkali banyak orang bilang, "Handphone ajah butuh di-charge, masa hati kamu enggak?" loh kok malah bahas hati lagih... maksudnya banyak orang bilang, "Handphone ajah butuh di-charge, masa tubuh kamu enggak diistirahatkan?" ya kira2 begitulah ya intinya kita emang harus pinter-pinter bagi waktu, biar bisa seimbang antara main, istirahat, olahraga, makan, jalan-jalan, baca buku, tidur, mencuci baju, mendengarkan radio dan menonton film.. *lah belajarnya kapan?*
Okedeh, Selamat malam
Selamat menulis lagi dan lagi dan lagi blogger!
"Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh di kemudian hari."
-Pramoedya Ananta Toer-
21 June 2013
Mbah Laundry dan pikun-nya ? Hadapi!
Gue selalu deg-degan setiap
hari Jumat karenaaaa gue gak minum white coffee *dih*. Hehe karena hari jumat adalah
harinya mengambil baju di laundry sedunia! Terus kenapa lu deg-degan ul?
Karena:
1. Penjaga
laundry (semacam kasir)nya adalah seorang nenek berusia sekitar 70 tahun ke
atas.
2. Mbah
laundry (panggilan nenek tsb) selalu berbicara dengan bahasa jawa
3. Mbah
laundry udah gue kasih tahu kalo gue orang Jakarta, tapi dia lupa terus, jadi tetep pakai bahasa jawa
4. Mbah
laundry hobinya cerita
5. Mbah
laundry kalau cerita gak bisa dipotong dan ceritanya panjaaaaaaaaaaang banget kayak
antrian tiket kereta kalo jaman mudik.
6. Mbah
laundry kalau gerak sedikit, terus
gue minta laundryan baju gue untuk segera gue ambil- abis itu dia cerita ulang dari awal lagi.
7. Mbah
laundry selalu lupa nama gue siapa, tapi
inget namanya nopi. Selalu.
8. Mbah
laundry udah gue ingetin berkali-kali “nama saya ulfa mbah.. ul...fa...” kemudian
dia manggut2 nyengir lugu “ohiya mbak uuulfah”. Nah!
9. Abis
itu mbah Laundry cerita lagi dengan tema berbeda
10. Hingga
akhirnya dia ngambilin kantong baju gue dan gue pun bernafas lega. Akhirnyahhh ........
“mbak
olga, ini spreinya dipisah ya plastiknya......”
LAHHHHHHHHH?????
ULFA mbah.. ULFA.. U EL EF AAAAAA
Heuhehe
Seperti itu selalu dialog yang terjadi antara gue dan mbah Laundry. Awalnya deg-degan
parah karena biasanya pas mau berangkat
kuliah-kepepet-udah gak ada kemeja bersih-ke laundry-mbahnya cerita dari jaman
belanda ampe cucunya yang umur 3 tahun-lamaaa bangets-ke kampus telat. Tapi
sekarang gue kalo ngambil laundry pas pulang kampus. Cukup aman. Tak usahlah
kau tanyakan mengapa daku manja sekali baju sendiri aja gak nyuci sendiri, atau
tak usahlah kau pikirkan mengapa daku memilih laundry itu.... tak usah yah.... *menatap nanar pada keranjang
cucian di sudut kamar*
Begini
teman-teman,
Kita
semua tahu, yang namanya lansia itu emang gak jauh-jauh dari pikun. Termasuk si
mbah Laundry ini. “Seiring bertambahnya
usia, kemungkinan mengalami penurunan fungsi kognitif otak pun meningkat. Penurunan
tersebut bisa mengakibatkan gangguan atau hilangnya daya ingat” (KOMPAS, 1 Juni
2013). Biasanya orang menyebut demensia sebagai pikun. Padahal keduanya
adalah kondisi yang berbeda. Pikun itu bahasa awam yang berarti lupa. Sedangkan demensia
merupakan penyakit yang mengganggu fungsi kognitif. Untuk yang mau baca
perbedaan antara pikun dan demensia silakan buka disini http://health.kompas.com/read/2013/06/01/11401953/Demensia.Beda.dengan.Pikun.
Gue
yakin bukan cuma gue aja yang sering ketemu
mbah2 macam ini. Banyak pasti. Meski ujung-ujungnya kita bakal ketawa
kalo abis ceritain kepikunan seseorang. Lansia pula. Yakin sudah dimaklumin
banget sama kamu-kamu yang lucu-lucu. IYA KAN? Iyalah harus maklum. Emang situ
waktu kecilnya ditimang-timang ama siapa? Yang belain kalo lagi diomelin sama
mama-papa siapa? Yang kalo dateng bawain mainan dan coklat siapa? Terus yang
bangga banget kalo cucunya dapet juara 1 siapa? Yap! Kakek dan nenek.
Gue
sayang banget sama nenek kakek gue. Banget. Gak usah ditanya seberapa besar. Dan
gue bersyukur banget di usia senja
mereka, mereka punya tempat tinggal yang layak dan cucu-cucu yang banyak buat
tempat cerita apaaaaaaaa ajaaaa yang mereka mau ceritain.
Satu
yang gue sadarin kenapa si mbah Laundry ini suka banget cerita sama gue. Bukan karena gue imut banget! Bukan! Hehehe.
Tapi karena dia gak ada orang untuk dengerin cerita-ceritanya. Cucunya (yosan)
usianya baru 3 tahun. Anaknya si mbah yang punya laundry ini sibuk kerja. Anak yang
lainnya gue gak begitu tahu dimana (belom diceritain sama mbah Laundry). Terus kanan
kiri itu toko komputer. Jadiii ya semacam seneng juga beliau kalo ada anak kost
yang naro/ambil laundryan jadi semacam tempat curhat.
Jadi, aku kudu
piye ul?
Ya gak
gimana-mana. Haha paling enggak gue udah ngasih tahu ke teman-teman aja kalo orangtua
itu butuh komunikasi. Butuh diajak
bicara sama orang yang enak, yang bikin dia nyaman, yang bisa jadi
tempat dia berbagi pengalaman. Jadi kalo lu masih punya mbah entah nenek atau
kakek atau (dengan beruntungnya) kakek nenek lengkap, coba ajak ngobrol kalo
lagi deket. Atau paling enggak dengerin aja deh. Asik kok dengerin mereka
cerita, kita kayak diajak ke suatu jaman yang beda banget dengan yang kita
alami sekarang. *okeh neng
paul sotoy banget ini hhe*
Ohiya,
kira-kira seminggu yang lalu mbah Laundry ini cerita katanya kios laundryannya
ini mau pindah tempat. Terus gue cuma bilang, “oh....... pindah kemana mbah?”. Mbahnya
bilang ke yang deket honda honda itu. Gue manggut-manggut kalem. Tapi terus dia bilang, “aku juga sudah
protes sama anakku.. kalau kita pindah, lah terus mbak ulfa piye.... ?”
Subhanallah.... Maha Suci
Tuhan yang menjanjikan pengganti kerabat dan kawan bagi anak-anak rantau. Semacam
nenek gue aja ini mbah Laundry care banget mengkhawatirkan nasib cucian gue, yang
bahkan gue sering bodo amat-in.
Hari ini hari jumat. Hari ini gue ambil laundryan. Hari ini mbah Laundry cerita ada cucunya mau masuk SMA N 3 Surakarta. Terus dia cerita kalau dulu sekolah itu tadinya bekas gereja Belanda. Terus dia sempet ngajarin gue bahasa belanda. Terus gue susah melafalkannya, terus gue disuruh ulang-ulang terus sampe bener.... baru boleh pulang bawa laundryan.. hff..
mbah Laundry sedang cerita jaman penjajahan Belanda |
14 June 2013
PHP cantik
“Gak ada
salahnya memulai dari awal lagi”
Satu
kata ajaib yang Neng Paul suka dan percaya banget pada akhirnya, karena memulai
sesuatu yang “baru” itu ternyata menyenangkan. Begitu juga cinta. Dum da ra dum
desssssssss!!! Neng Paul ngomongin cinta lagi? Heuhehe dikit doang. Atas beberapa
curhat (baik secara terang2an maupun colongan) dari temen-temen perempuan yang katanya sih sering di-PHP-in. Disini jadi
ceritanya sebagai penerima harapan palsu atau pemeberiiiii nih?
Harapan menurut kamus besar Bahasa Indonesia
berarti sesuatu yang diharapkan, atau bisa juga diartikan sebagai sebuah
keinginan supaya menjadi kenyataan. Atau di nomor ketiga harapan itu berarti
orang yang diharapkan atau dipercaya : pemuda. Nahloh! Sebagai pemuda yang
berjiwa muda dengan umur bioskop begini, hidup kita emang gak jauh-jauh dari
kata “harapan”. Tapi kalo urusan hati... aduh ini ujungnya bikin pemuda yang
sebagai harapan bangsa jadi malas sarapan. Pffff
Suatu
hari Neng Paul pernah baca buku tentang wanita dan hukum atau apa gitu duh gue
lupa judulnya. Itu salah satu buku sosiologi, tapi disitu ada contoh kasus nyata
dimana terdapat seorang perempuan, dia mahasiswa dari sebuah Peguruan Tinggi di
salah satu kota besar di Indonesia, hobinya nari dan kebetulan emang punya
prestasi di bidang kesenian. Suatu hari, entah dapet info darimana ia tertarik
untuk ikut semacam lomba antar kebudayaan di jepang. Singkat cerita dia
berangkat ke Jepang –bersama suatu agen- yang katanya akan diikutsertakan dalam
lomba. Sampe di Jepang gak sesuai sama harapan sama sekali. Ternyata agen tsb Cuma
modus dan sedihnya perempuan itu gak bisa balik karena...... aduh pokoknya
ceritanya jadi sedih banget deh, jadi semacam korban “human
traficking” yang tadinya gak ada niat sama sekali dan gak kepikiran sama
sekali bakal jadi korban.
Jadi
semacam pelajaran buat kita bahwa ketika lu metik harapan, juga lu harus petik
realitasnya kayak apa. Jangan sampai jadi One Dimensional-Man seperti yang dibilang Herbert Marcuse bahwa manusia jaman modern
ini cuma melihat pada satu dimensi yang mengejar/ menggapai sesuatu dengan kesadaran semu. Kesadaran semu
dalam hal ini seperti kita berada seolah-olah di jalan yang benar padahal tanpa
sadar kita tertindas/teralienasi. *Duh Neng Paul bahasanya berat banget udah
kayak hape jaman dulu*.
Balik
lagi ke soal PHP tadi, contoh kasusnya mungkin kejauhan sih. Cuma paling enggak
kita bersyukur aja, karena gak separah itu kita yang katanya sering jadi korban
PHP. *Ini kok jadi serius gini bahasannya*
Okeh
rileks... J
Haha
sebenernya kalo ngomongin PHP Neng Paul jadi inget kejadian 2 tahun yang lalu. Nah
itu lagi jaman2nya gue ngerasa jadi korban PHP banget. Ceritanya si Him ini gue
ketemu dengan cara yang indah banget dan tak terduga. *kayak cerita di FTV*
-Gue
dan dia pada suatu percakapan di suatu malam-
Him
: coba kamu pikir kalo misal....
Gue
: ah aku gak bisa mikir kalo lagi ngantuk
Him
: loh kok gituh? Ya gak boleh gitu dong. Trus nanti kalo misal anak kita tengah
malam sakit, tapi kamu ngantuk, apa kamu gak mau mikir? Apa kamu gak mau bawa
dia ke dokter?”
Hyaaahahaha
diajak mikir kayak gitu siapa yang gak melayang-layang punya harapan jauh entah
kemana. Akan menikah.. akan punya anak.. akan hidup bahagia bersamanya
selamanya.... sama itu dia yang ujungnya gue sebut dia PHP. Rasanya emang sakit
banget udah diajak terbang tinggiiiiiii banget, terus tiba-tiba dilepas gitu
ajah.. *eh tapi sekarang kita udah damai ya nyi udah ya, takut orangnya baca :p
*
Pernah
nonton 500 days of Summer? Nah! Itu si Summer Finn itu
adalah salah satu PHP-ers paling cantik sejagad raya- dengan cara yang indah banget
sampai akhirnya si Tom ngerasa “errrrrghhhhhh” banget! Anyway gue nonton film
itu berulangkali tapi tetep kejebak PHP juga haha
Dan....
udahdeh ah, ini gue nulis PHP semacam koreksi diri juga, jangan2 gue nya aja
yang waktu itu ke-GR-an ? jangan2 gue juga sering memberi harapan palsu? Atau jangan2
harapan2nya gue aja yang ketinggian? Atau.... udah yuk, nonton film aja deh
yuk, kalo perlu nonton si Summer lagi aja yuk biar bisa jadi perempuan se-tega
dia. Krekkk
!!!
(as requested ARS)
07 June 2013
4 cm
Mungkin kamu bertanya-tanya apa sih ul 4 cm? film? bukannya 5 cm ya?
Tapi mungkin juga kamu gak bertanya-tanya soalnya kamu emang gak mau nanya. *kemudian Paul ditimpukin bengbeng 2 truk*
Nah haha ceritanya Neng Paul mau norak dikit. Hem, di suatu pagi yang cerah, langit yang biru sebiru homepage twitter, juga dedaunan yang segar terkena embun pagi *dih apa sih ul* diriku berjalan menuju tukang jahit. Eh tukang vermak lepis deng. Itu tuh tukang yang bisa ngecilin celana gituh.
Nah (lagi) Neng paul ceritanya mau mengecilkan celana. Ternyata eh ternyata celana jeans yang Neng Paul bawa harus dikecilin 4 cm dari ukuran sebelumnya. EMPAT CENTIMETER saudara-saudara!!!
Okelah.
Oke, Neng Paul terkejut. Jut! Gue juga gak ngerti kenapa badan makin tua makin menyusut gini? aku kok jadi kayak Conan Edogawa yak? Hem, mari kita cari tahu alasannya......................
Kalo menurut artikel yang gue baca di sebuah situs kesehatan islam ada 4 sebab yang menyebabkan turunnya berat badan secara drastis. Mari kita bahas satu per satu jika dipandang dari kasus gue ini.
Penyebab berat badan turun secara drastis :
1.
Kemungkinan Anda Kurang Tidur
Ciye
Neng Paul kurang tidur pasti belajar sampe malem-malem ya? Begadang ngerjain
tugas yaa? aduh ulllll Begadang jangan begadang kalau tiada artinya (Rhoma
Irama). Tapi mungkin juga kurang tidur bisa jadi penyebab penyusutan berat
badan, karena tubuh yang harusnya dipake istirahat pada malam hari malah
dipaksain untuk kerja lagi. Mesin aja ada waktu untuk istirahatnya, masa tubuh
kamu enggak?
2.
Kemungkinan Anda dalam keadaan Stress
Nah!
Nah apa hayo? STRESS. Stress
didefinisikan ssebagai suatu keadaan internal yang disebabkan oleh kebutuhan
psikologis / situasi lingkungan sosial yang potensial berbahaya atau
menimbulkan pertentangan pada diri sendiri. Stress ini bisa mengakibatkan
berbagai reaksi bagi tubuh kita lho teman-teman.. salah satunya reaksi kelelahan
(stage of exhaustion) yaitu gejala psikomatis yang akhirnya keluar dalam bentuk
gangguan pencernaan atau bahkan kehilangan nafsu makan.
3. Mungkin Karena
Kondisi Medis
Pfft kalo untuk hal ini tentu kita semua gak mau
langsing tapi ternyata kondisi medis tidak sehat. Apalagi kalau baca ini http://health.kompas.com/read/2013/04/30/11235774/Berat.Badan.Turun.Tanpa.Sebab.Gejala.Penyakit.
Kita berdoa saja turunnya berat badan Neng Paul sebanyak 13 kg dalam kurun
waktu 1 tahun ini bukan karena hal itu. Aamiin..
4. Mungkin Anda
Mengalami Penurunan Berat Badan karena Menopause
Nah yang ini paling
ENGGAK MUNGKIN! Kahaha Neng Paul masih muda yah masih dalam usia produktif
insya Allah..
Well, Neng Paul gak mau ngejudge siapapun Anda, blogger ataupun bukan Anda. Tapi Neng Paul memang suka cerita ajah dan suka norak ketika mengalami "the akward moment" dan pengen share dalam bentuk tulisan. Termasuk kali ini ketika celana jeans yang tadinya ngepas di kaki, kali ini harus dikecilin 4 cm pada sisi kanan maupun kiri. Yap! Neng Paul mengalami penurunan berat badan secara drastis tanpa program diet apapun. Dan tanpa tahu sebabnya kenapa.
Kalo kata Dokter Icha sih ini semua gara-gara.................p a t a h h a t i ..............
Kalo kata Dokter Icha sih ini semua gara-gara.................p a t a h h a t i ..............
Hahaha yasyudahlah mau diapain lagi. Sekarang lagi nikmatin hidup aja, makan eskrim, cokelat, steak, buah2an dan apaaa saja yang enak-enak tanpa harus mikirin berat badan kayak cew-cew pada umumnya. Asik! Gak ribet!
:)
20 May 2013
KAMU KEPO ?
Elizabeth Gilbert dalam novel terkenalnya yang berjudul EAT, PRAY, LOVE pernah mengungkapkan sungguh ‘aneh’nya ia
menemukan betapa orang Indonesia punya rasa ingin tahu yang begitu tinggi pada
gerak kehidupan manusia lainnya. Dalam buku yang akhirnya difilmkan dan
mengambil setting di 3 negara: yaitu Italia,India dan Indonesia, Liz (begitu
sapaan akrabnya) memiliki pertanyaan yang hanya bisa ia ungkapkan dalam
tulisannya pada bab 3 buku ini- dimana lokalisasi cerita tersebut adalah
berlatar budaya Bali.
Liz yang notabene merupakan seorang yang lahir
dan besar di Amerika, ketika ingin
bepergian saat di Bali, ada saja orang bertanya padanya, “hey mau kemana Liz?”
atau saat sudah pulang, “hey kamu abis darimana? Dapet apa aja tadi?” atau
pertanyaan yang mungkin sangat privasi sekali bagi wanita barat, “sudah menikah
belum?”. Atau “kenapa belum menikah?”, atau “kenapa bercerai?”, atau parahnya
lagi, “kenapa tidak mencoba mencari penggantinya yang lebih bla bla bla..” hahaha sabar ya Mbak Liz...
Ehem,
Disini saya bukan mau mereferensi buku ataupun
ekslpor cerita novel ya.. Saya Cuma mau goyang.. eh? Hehehe
Cuma ya mungkin pertanyaan dalam hati Elizabeth Gilbert itu sering juga
terlintas dalam benak saya *cailah*. “Kenapa
orang sini sukanya ingin tahu urusan orang ya?” hem.. pernah suatu ketika saya
keluar kamar kost, membawa gayung yang isinya sabun mandi, odol, sampo dll,
menyelendang handuk dan berjalan menuju ke kamar mandi.. mbak kost saya nanya, “kamu
mau ngapain fa?” lahhhhhhh ya jelas-jelas saya
mau mandi.. pake ditanya -,-‘
Kejadian lain bukan satu – dua kali. Tapi
sering. BANGET. Semisal mau ke BANK, trus ada yang denger, trus pada refleks
(iya ini udah jadi kebiasaan mereka mungkin) “mau ngapain ke Bank? Mau ambil
duit yaaa? Uang beasiswanya udah turun yaa? Abis dikirimin mama yaaa? Mau bayar
shop online yaaa?” yaaaaaaaaaaa menurut nganaaaaaaa? Pffffffffffffffffff
Ya lagian kenapa pada pengen
tahu banget sih?
Iya tahu Cuma sekedar basa basi atau apalah
itu namanya, tapi kan ada pemilihan kata yang lebih asik kayak misal, “eh
gimana novel lo, udah selesai belom?”, atau “eh gimana baju yang kemarin? Jadi beli
gak? Lucu tau.”, atau “eh kucing lo udah melahirkan? Anaknya berapa? Bagi dong
satu.” NAHHH kalo gitu yang di-basabasi-in
kan juga jadi gak basi. Asik.
Kalau betul punya rasa ingin tahu yang tinggi
maka jadilah peneliti atau penulis biografi. Disitu kamu punya kesempatan luas
untuk kepo-in objek penelitian kamu atau orang yang mau kamu tulis riwayat
hidupnya. Ehiya bro,sis, ngomong-ngomong ya jadi peneliti dan biografer itu
juga ada aturannya. Tulis yang diizinkan sama narasumber aja. Trus ada juga
beberapa hal yak emang cukup untuk diamati ajah.. gak usah ditanya-tanya terus
gituh.. kalau narasumbernya gak mau mengungkapkan yaudahlah jangan
dikorek-korek terus! Emangnya telinga! Hih!
Maka dari itu hubungan antara peneliti dan
narasumeber pada saat pra-proses-hingga selesai penelitian juga harus dijaga. Biar
narasumbernya gak lari kemana-mana. BEGITU JUGA SAMA TEMAN. Ehem! Tahu temannya
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda yaudahlah.. jangan kepo
kepo banget jadi orang. Cukup tau aja ya cukup. Kalau dia mau berbagi, dia juga
pasti cerita. Kalau dia melakukan sesuatu diam-diam tandanya ya emang dia ingin
merahasiakan hal itu. Gak usah digali-gali lebih dalam lagi, emangnya kamu
pencari harta karun apah??!!
Ehem, ehem.. yang baca gak usah kesindir. Saya
juga suka kepo. Tapi masalahnya saya kalo abis kepo gak tahan pengen joget
(loh?) hehehe saya abis kepo biasanya
dimarahin sama pacar.. eh mantan deng.. (lah malah curhat!). Lagipula setelah
kamu tahu urusan semua orang apakah kamu akan jadi lebih bahagia? Enggak kan! Jadi
intinya A DA LAH.. punya rasa ingin tahu yang tinggi itu boleh tapi ke hal-hal
yang positif ajah. Kepoin harga bawang putih di pasar itu positif.
Kepoin A’a burjo udah masakin pesanan kita apa belom itu positif.
Kepoin kalender akademik dari Januari ampe Desember untuk cari tanggal merahnya
itu positif.
Kepoin prakiraan cuaca juga positif biar kita tahu kapan waktu yang tepat untuk
nyuci.. Dan masih banyak lagi yang bisa kamu lakuin yang lebih positif daripada
sekedar SKS: Sotoy sotoy
sendiri, Kepo
kepo sendiri, dan akhirnya Sindir merasa
kesindir sendiri malahan..*eh gimana?*
Dan.. Yaudahdeh daripada
habis ini saya dihujat rakyat dan dilemparin bengbeng segerobak, mending saya pergi dulu. Bye. J
The
less you care
The
happier you will be!
Subscribe to:
Posts (Atom)