aku

15 March 2016

(Mem)Bela Diri

Gue tau ada satu kondisi dimana manusia harus menahan diri untuk merasa benar dalam perdebatan meski ia memang benar. Kecendrungan untuk merasa "perlu" meluruskan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang semestinya buat gue itu udah "naluri" dari sananya. Itu kenapa dalam teori Maslow tentang 7 kebutuhan manusia ada salah satunya rasa aman dan dihargai oleh sesama.

Jelas untuk mendapatkan rasa aman, salah satu bagian penting, bahkan hewan dan tumbuhan pun punya, manusia harus bisa membela diri. Setidaknya punya bentuk perlindungan bagi dirinya sendiri untuk terhindar dari hal-hal yang menyakiti dirinya. Perlu digarisbawahi adalah terhindar dari hal-hal yang menyakiti dirinya.

Nah!
*sigh*
Seandainya gue bisa menjelaskan ke beberapa orang atau bahkan yang "care" sama gue, bahwa gue ada dalam kondisi dimana gue harus membela diri gue.. sendiri.. iya sendiri. Sebab otak gue terlalu idealis untuk berkompromi dengan orang-orang yang pandangannya sama dengan banyak orang yang mungkin melihat pemikiran gue terlalu kekanak-kanakan. Terlalu sedikit-sedikit komplain. Tentang hal-hal kecil yang gue lihat tidak semestinya dilakukan. Tentang peran-peran yang dilakukan tidak sesuai dengan statusnya. Tentang tangan-tangan yang belum berkuku, tapi hendak mencubit.

Manusia tidak pernah puas dengan dirinya sendiri, apalagi dengan orang lain. Bahkan apabila ketujuh kebutuhan dasar manusia versi Maslow tadi sudah terpenuhi, pun ia takkan puas. Gue menyebutnya sebagai suatu kewajaran. Untuk menunjukan bahwa benar kita masih hidup di bumi, bukan di surga. Bahwa benar kita ini perlu ditegur, bukan hanya dipuji. Bahwa benar kita ini ada di panggung sandiwara, bukan berlaga di film dimana kita adalah sutradaranya.

Betul barangkali apa kata Herper Lee dalam novelnya To Kill a Mockingbird, "you never really understand a person until you consider things from his point of view... Until you climb inside of his skin and walk around in it."