aku

29 April 2012

World Dance Day ; Solo Menari 24 jam

"Solo Menari 24 jam" dalam rangka menyambut WORLD DANCE DAY yang diperingati tepat pada hari ini, 29 April 2012 diselanggarakan di beberapa titik di kota Solo, Jawa-Tengah.


Salah satu yang saya saksikan secara langsung adalah di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. 



Hari Tari Sedunia 2012 ini mengusung tema "Meretas Batas dalam Warna". Melibatkan sekitar 2500 penari dari 84 sanggar seni di Indonesia dan mancanegara, diantaranya Jepang, Australia dan Singapura. 


Ayo lestarikan budaya Indonesia, sebelum punah tertelan zaman. Jangan sampai anak cucu kita nanti,tahu kesenian tradisional seperti ini justru dari "orang bule".

Tapi kalo tahunya dari bu le' & pak le' nya gapapa sih :P

Sambal teri.........!

@ Spesial Sambal!


Nah! buat kamu yang hobi makan pedas atau ngerasa ada "something" yang kurang kalo makan gak pake sambel, inilah tempatnya! :D

Yap! SPESIAL SAMBAL.
Disini banyak menu yang disediakan, termasuk juga lauk-pauk macam ikan lele, ayam goreng, telur gobal-gabul, jamur krispi, serta ikan-ikan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Sambalnya? buanyak banget pilihannya. Kalo ga salah, ada 22 macam sambal yang tersedia disini. Kamu bisa pilih deh tuh sesuai selera kamu.. karna sambalnya pun ada tingkatan kepedasannya gituh,.




Sambel favoritku di SS : Sambal Teri
Disamping kita bisa memilih sambal sesuka hati, kita juga bisa nambah nasi sesuka hati (plus nasi : free). Nah pas deh tuh buat kamu yang porsi makannya banyak.. lagipula, biasanya kalo makan pake yang pedes-pedes kan bawaannya jadi pengen nambah teruuuus :))

Untuk lokasi, SS ini banyak terdapat di Jogjakarta, Jawa-Tengah ; ya termasuk kota solo. Makanya aku suka kesini.. hihihi abisnya selain rasa sambalnya yang khas, harganya juga lumayan terjangkau untuk kantong mahasiswa macam anak rantau kayak kita :)




26 April 2012

Tak Mau Sendiri - Bunga Citra Lestari

Sejak ia pergi dari hidupku
ku merasa sepi
Dia tinggalkanku sendiri, disini
tanpa satu yang pasti

Aku tak tahu harus bagaimana
Aku merasa tiada berkawan
Selain dirimu..
Selain cintamu..

Reff : Kirim aku malaikatmu
         Biar jadi kawan hidupku
         Dan tunjukkan jalan yang memang
         kau pilihkan untukku
Kirim aku malaikatmu
Karna ku sepi berada disini
Dan di dunia ini.. aku tak mau sendiri..

Tanpa terasa ku teteskan airmata ini
yang tiada berhenti mengiringi kisah di hati

Aku tak tahu harus bagaimana
Aku merasa tiada berkawan
Selain dirimu
Selain cintamu


Reff : Kirim aku malaikatmu
         Biar jadi kawan hidupku
         Dan tunjukkan jalan yang memang
         kau pilihkan untukku
Kirim aku malaikatmu
Karna ku sepi berada disini
Dan di dunia ini.. aku tak mau sendiri..
Dan.. di dunia ini.. aku tak mau sendiri..

24 April 2012

Untochable - Taylor Swift

Untouchable like a distant diamond sky
I'm reaching out and I just can't tell you why

I'm caught up in you
I'm caught up in you

Untouchable
Burning brighter than the sun
And when you're close I feel like coming undone

In the middle of the night
When I'm in this dream
It's like a million little stars
Spelling out your name
You gotta come on, come on
Say that we'll be together
Come on, come on
Little taste of heaven

It's half full and I won't wait here all day
I know you're saying that you'll be here anyway

But you're untouchable
Burning brighter than the sun
Now that you're close I feel like coming undone

In the middle of the night
When I'm in this dream
It's like a million little stars
Spelling out your name
You gotta come on, come on
Say that we'll be together
Come on, come on
Oh

In the middle of the night
We could form this dream
I wanna feel you by my side
Standing next to me
You gotta come on, come on
Say that we'll be together
Come on, come on
Little taste of heaven

Oh, oh
I'm caught up in you
Oh, oh, oh

Untouchable
Burning brighter than the sun
And when you're close I feel like coming undone

In the middle of the night
When I'm in this dream
It's like a million little stars
Spelling out your name
You gotta come on, come on
Say that we'll be together
Come on, come on
Oh, oh

In the middle of the night
When I'm in this dream
It's like a million little stars
Spelling out your name
You gotta come on, come on
Say that we'll be together
Come on, come on
Little taste of heaven

21 April 2012

Rahasia Kami (Perempuan)


Perempuan.
Tahukah kamu? Perempuan punya hati yang sangat luas, seluas samudera.
Hati perempuan halus, namun tak mudah tersentuh.
Perempuan punya banyak rahasia.. dan semua itu tersimpan dalam.
Dalam sekali.. hingga tak satu pun dapat menyingkapnya.

Ketika kami membisu, mata kami mulai berbicara.
Ketika mata kami terpejam, pikiran kami mulai membaca.
Dan ketika kami menghela nafas, hati kami mulai bergejolak.
Ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan.

Sulit memang..
Kami menelaah dan terus memilah-milih kata apa saja yang kami keluarkan dan yang tidak pantas kami katakan.
Kami takut membuat orang lain sakit hati, karena kami tahu.. betapa sakitnya hati yang terluka oleh kata-kata.

Ketika kami menangis, bukan perhatian yang kami cari, tetapi sebuah PENGERTIAN bahwa kami adalah makhluk perasa dalam segala hal.

Kami cengeng? ya,betul!
Kami keluarkan segala resah hati kami melalui air mata itu.
Kami tumpahkan segera amarah kami lewat isak tangis itu.
Kami utarakan segala kejengkelan kami melalui pecah tangis itu.

Ketika kami merindukan seseorang, kami menyimpannya jauh di lubuk hati.

Kami menyimpan cahaya di hati kami.
Meski tak terlihat, cahaya itu bisa membuatmu melihat kehidupan dari sisi lain, sisi yang lebih indah dari apa kata orang tentang dunia fana ini.
Cahaya itu pun bisa menghangatkanmu di kala dingin.
Saat kau merasa kegelapan, datanglah pada kami! maka kami akan kobarkan semangatmu, menepuk pundakmu, dan merangkulmu untuk berdiri lagi dan terus melangkah untuk menggapai mimpimu.


Selamat hari Kartini, wahai wanita cantik nan anggun di Seluruh Indonesia,
Kamu tahu kan, kita tak serapuh yang mereka kira, meski kadang juga tak sekuat yang mereka harapkan..

Tapi kita masih punya terang.. dan akan selalu punya terang itu untuk kamu, untuk semuanya yang masih percaya.. bahwa  semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan..dilahirkan dengan derajat yang sama.. bukan soal keturunan, agama, ataupun harta benda. 

Seperti yang ditulis oleh R.A Kartini  dalam suratnya kepada Nona Zeehander, 18 Agustus 1899, "Bagi saya ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi." Ini berarti, bukan soal ia berkulit hitam atau putih. Bukan soal ia berdarah ningrat atau rakyat jelata. Bukan pula soal kepemilikan emas atau intan permata. Tapi ini semua soal bagaimana cara kita berfikir, bertuturkata dan berperilaku yang bebas, merdeka, berdiri sendiri.. namun tetap dibalut kesantunan khas wanita Indonesia :')


Salam semangat, sehat selalu, senyum selalu..
Selamat Siang :')





Surakarta, 21 April 2012

17 April 2012

Donat Bakar Siramitu!

 
Harga : Rp 3000/buah
lokasi : depan fotocopy NH3, belakang kampus UNS


DONAT BAKAR!
Entah kenapa tiba2 gw pengen ngepost makanan manis lezat unyu ini di blog. Ceritanya gw beli donat bakar ini dari sore, trus niatnya pengen gw simpen buat besok pagi sarapan, tapi yahhhhhhhhhhhhh aroma tiramitsu dan coklatnya menggoda banget nget nget! semaleman kamar gw aromanya asik banget sama kue bernama donat ini. Tidur jadi nyenyak dan mimpi yang indah-indah *ah ini mah kebetulan aja kaleeee ul! :D

Soal rasa gak usah ditanya! mmmmmuuaaachhhhhhhhhhhhhhhh bangetlah pokoknya! :*

15 April 2012

Persegi Empat (episode 12)


Aku terbangun dari tidur panjangku. Mataku sembap bekas menangis semalam. Aku menyeret langkahku untuk memulai hari ini. Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. amin ;p

Terlihat olehku sosok reza sedang terduduk tenang di perpusatakaan. Aku menghela nafas panjang menghampirinya. Akan ku selesaikan hari ini juga.
Aku melangkah mendekatinya, kulihat wajahnya yang begitu tenang sedang membaca buku. Tanganku hendak menyentuhnya, tetapi hatiku berkata, bukan waktunya, Ren...
Aku berbalik arah. Tidak jadi.
...

Harist mengabariku bahwa orangtuanya akhirnya bercerai karna suatu masalah yang tidak bisa ia ceritakan padaku. Aku segera menemui harist. Aku takut ia jatuh terlalu jauh. Ini semua sangat berat, Aku tahu itu. Harus ada yang menemaninya di saat-saat sulit seperti ini kalau tidak mau ia OD lagi. Ya, akan kutemani ia.

Harist bukanlah orang yang cengeng meski diuji cobaan yang begitu berat, namun dalam masa penyembuhan seperti ini, tentu saja ia butuh teman untuk bercerita atau paling tidak menjadi pendengar yang baik baginya.

Semakin hari aku semakin dekat dengan harist. Aku senang melihat ia sedikit demi sedikit pulih dari sakitnya. Kuharap ia tak kan pernah lagi menyentuh obat-obatan itu. Ia sekarang sedang sibuk dengan dunia musiknya. Ia belajar gitar siang dan malam .Ia punya grup band dan kutahu teman-temannya 'bersih'. Jadi aku tenang saja membiarkan ia sibuk dengan bandnya itu.

Maret----

April-----------

Mei--------------------

Juni------------------------

Dan masa liburan pun tiba. Besok harist akan berangkat ke bandung untuk ikut kompetisi band yang diadakan oleh salah satu label rekaman. Semoga ia dan bandnya sukses. Sayangnya aku tak bisa menemani, karna aku sudah berjanji akan datang ke surabaya saat ilburan pada pamanku.

Dan hari ini harist mengajakku mengunjungi makam syifa. Aku membawa setangkai mawar merah untuk syifa, sedangkan harist membawa sebuket mawar indah sekali. Kami berkirim doa untuk almarhum syifa. semoga ia tenang di sana.
Setelah itu harist pamit padaku. Ia sempat membisikan sesuatu padaku, 'selesaikan urusanmu dengan reza', begitu katanya. Aku hanya bisa tersenyum padanya. Aku tak janji.
Harist pun pergi.

Aku diantar mamaku hanya sampai stasiun gambir. Ya, aku akan berangkat sendiri ke Surabaya. Ayahku tak bisa mengantar karna sedang ada pekerjaan yang tak mungkin ditinggalkannya. Reza? Entahlah... Aku tak berharap banyak padanya. Ia tahu aku akan ke Surabaya, tapi ia tak merespon apa pun. Yasudahlah. . . mungkin selama ini aku hanya ke-GR-an saja atas segala perhatian yang diberikannya padaku.

Kereta sudah mau jalan. Aku masuk ke gerbong dan duduk di dekat jendela. Terlihat mamaku melambaikan tangannya sambil tersenyum lembut bagai malaikat. Kereta apinya pun mulai berjalan meninggalkan Jakarta. Aku menghela nafas sekali lagi. Ku tinggalkan sejenak kotaku. Kenangan-kenagan tentangku dengan Syifa, dengan Harist, dengan Reza,,,

Beberapa pedagang asongan mencoba menawariku segala macam jajanan khas kereta. Aku memberikan kode tidak mau dengan sopan. Sudah kesekian kali pedagang-pedagang itu menawariku makanan, akhirnya aku membeli permen dan satu bungkus tisu. Kuharap ini terakhirkalinya. Aku ingin menikmati perjalanan ini sendirian tanpa gangguan apa pun.
Tapi. . . ada lagi pedagang yang menawariku sesuatu. Ia memanggil manggilku, neng.. neng.. 
Huuuuuh.. sungguh menyebalkan! Aku pun menengok dengan malas ke arahnya. Ternyata dia bukan pedagang asongan. Dia adalah Reza! Aku terperanjat. Kaget? Tentu saja! Tapi senang bukan main ;D

Reza duduk disampingku. memberikan sesuatu berbentuk persegi empat padaku.
aku : apa?
reza : dari tante martha, buatlu.
aku : terus lu ngapain di kereta ini?
reza : yaa mau nganterin titipan tante martha itu
aku : oh *tersenyum kecil ;p
reza : hmm sebenernya mau nganterin lu juga sih
aku : oh *tersenyum lebar ;D

Kubuka bungkusan persegi empat itu. Ternyata benar tebakanku, isinya adalah kolase foto yang aku lihat dikamar syifa waku itu. Terima kasih sahabatku... aku suka sekali benda ini. Ya, persegi empat ini ;)
Kereta pun melaju membawa kami meninggalkan Jakarta. Membawaku dengan reza. Betapa nyamannya duduk di samping Reza ;)
Ada sekelompok musisi jalanan masuk ke gerbong kami. Sekumpulan anak muda itu membawakan lagu kesukaanku ; More Than Words

'Saying I love you.. Is not the words
I want to hear from you
It's not that I want you.. Not to say
But if you only knew
How easy.. It would be to
Show me how you feel
More than words. . .'

Aku : reza, mmph... waktu itu mau ngomong apa ya, yang sebuah kalimat norak itu..
reza : yang mana?
aku : ih, yg waktu itu lu mau ngomong tapi gak jadi
reza : oh yg itu, hmmph cuma sebuah kalimat norak doank
aku : ya, apaaaa??
...
...
...
reza : hmmmph... I LOVE YOU 
...
aku : oh, haha

reza : yah kok ketawa, jawab dong
aku : tapi jawabnya pakai kalimat norak juga, gakpapa?
reza : *mengangguk
aku : yaudahdeh.. I LOVE YOU TOO
reza : hahahahahaaaahahahaa

'. . .Is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say
That you love me..Cause I'd already know
What would you do.. If my heart was turn in to
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say.. 
If I took those words away..
Then you couldn't make things new
Just by saying.. I love you....' 



-Selesai-

Persegi Empat (episode 11)


Aku berlari menuju meja telepon. Kucoba dengarkan seksama pembicaraan mama dengan ibunya Syifa. Tapi mama kemudian menutup telponnya. Wajahku menyiratkan tanya pada mama.. Siapa yang meninggal??
Mama memelukku erat. sangaaaat erat hingga aku hampir sulit untuk bernafas.
Aku : siapa ma? siapa yg meninggal?
Mama : sahabatmu nak,, syifa, sahabatmu...
...

...

...

Hening. aku.. aku tak tahu harus berkata apa lagi. Aku kira ini keliru. Tadi syifa masih bersamaku. Masih tertawa bersamaku ceritakan tentang kita. Dia masih melambaikan tangannya di bandara itu. Iya, aku masih ingat betul senyum khasnya saat ia melambaikan tangan di bandara. TIDAK! syifa masih disana! Syifa hanya pergi ke jogja sebentar dan besok akan kembali lagi! Syifa tidak pergi untuk selama-lamanya kan! Tidaaaaaaaaaaaaaak!!

'aku tak percaya lagi.. dengan apa yg kau beri..
aku terdampar disini.. tersudut menunggu mati..
aku tak percaya lagi.. akan guna matahari..
yg dulu mampu terangi.. sudut gelap hati ini..'

Kupaksakan diriku memakai baju hitam itu. Aku memakai baju, bercermin, mengikat rambut panjangku dengan pita merah--pita ini pemberian Syifa. Aku melangkah keluar rumah bagai tak bernyawa. Aku dijemput seseorang untuk ke rumah duka. Aku tak tahu siapa yang menjemputku. Ku datang ke rumah duka, disana banyak orang berpakaian hitam-hitam sambil menangis, aku tak tahu siapa saja mereka. Ada juga beberapa bisik-bisik mengenai kecelakaan pesawat itu, tapi aku tak tahu siapa yg diperbincangkan.. aku tak peduli dengan semua itu.. sungguh ku tak peduli..

Aku disambut dengan peluk tangis oleh tante Martha. Aku memeluknya erat. Aku tahu bagaimana perasaannya saat ini. Seorang ibu yang kehilangan anak remajanya yang cantik jelita yg sangat ia sayangi, Kabar duka mana yg bisa mengalahkan kepedihan dari ini semua.

Jenazah orang itu kini dijemput ayah syifa dan kerabat yang sedang dalam perjalanan menuju kediaman. Aku masih tak percaya, sungguh!
Aku dipersilahkan tante Martha menunggu di kamar Syifa. Kamarnya agak berantakan dengan segala pernak-pernik berwarna merah tersebar di setiap sudut kamar itu. Aku mengamati semuanya.
Hey... ada sesuatu berbentuk 'persegi empat' di dekat meja belajarnya. Apa itu? sepertinya mau dibungkus, tapi belum selesai. Aku mencoba membuka bungkus itu.. terlihat sebuah bingkai persegi empat yang sangat cantik. Di dalamnya terdapat kolase foto-foto kami selama ini. Foto-foto kami tersusun random namun sungguh menarik. Kisah kami seperi terangkum dalam bingkai indah berbentuk persegi empat itu. Aku tersenyum melihatnya.

Teringat semua kenangan yang telah kita lalui bersama. Terlihat semua dari foto itu sedih, tangis, tawa, canda, duka semua kita lalui bersama.
Ada foto di saat kita sedang di mos--kala itu kami berkuncir dua dengan dandanan super aneh. Ada juga saat kami pertama kali memakai seragam putih-abu2 untuk pertama kalinya--betapa bangganya kami saat itu. Ada juga foto saat aku menangis karna kehilangan hp baruku saat kami jalan-jalan ke kota tua. Ada foto saat aku memberikan surprise party saat syifa berulang tahun. Dan ada foto terbaru saat aku menyerahkan kucing pemberian reza, si Oii, kepadanya, semuanya terbingkai indah dalam sebuah kolase berbentuk persegi empat itu.
Semuanya... aku tak ingin pisah -____-

Pemakaman selesai. Aku sempat melihat sosok Harist ada diantara para pelayat. Dia berduka, sama sepertiku. Namun aku tak mau mengantarkan kepergian sahabatku dengan air mata. Ku taruh setangakai mawar merah di atas makam. Itu untukmu, syifa... bukan mawar terakhir. Akan ada lagi... ya, akan ada lagi...

Hari-hari setelah ini sungguh terasa berat. Aku sendiri. Sepi.
Aku berjalan melewati lorong kelas, tak ku lihat lagi sosok syifa yang biasanya terlihat dari jendela kelasnya sedang mengobrol. Aku pergi ke kantin, di situ tak ada lagi kawan yg cerewet menyuruhku makan nasi atau menawarkan martabak spesial buatannya sendiri. Aku duduk diam dikelas, tapi tak ada lagi kuncir rambut syifa yg biasanya terlihat di depan pintu atau suaranya yg riang yang sering membisikkan sesuatu ke telingaku.
Aku mencoba menghibur diri sendiri. Aku pergi ke bioskop, lalu memesan 2 tiket, tapi aku lupa bahwa aku hanya datang sendiri, tidak lagi bersama syifa. Aku berjalan -jalan ke pasar tradisional lalu membeli martabak, tapi rasanya tidak selezat buatan syifa. Akhirnya aku pulang ke rumah. Aku tak menemukan sosok syifa dimana pun. Ia benar-benar telah tiada.
Aku hampiiiiiir saja tertabrak bajaj lagi, tetapi untungnya kali ini supir bajaj itu bisa mengerem. Aku pun segera mengsms sahabatku,, dan sekali lagi aku lupa bahwa takkan ada lagi balasan sms dari syifa.

Malam telah larut. Aku lelah. Sendiri di sini.. Kucoba menyalakan radio untuk mengusir rasa sepi. Sebuah lagu Dea Mirella melantun dengan indah.
'... tak pernah ku duga bahwa akhirnya..
tiada dirimu.. di sisiku..
meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan.. '

Air mataku pun tumpah tak tertahankan.Aku menangis. Airmataku membasahi bantal guling kecil kado dari Syifa--saat aku ulang tahun ke 16.
Raganya mungkin pergi, tapi namanya... selalu ada di hati.
'... kau bukan hanya sekedar indah..
kau tak akan terganti...'
selamat malam..

Syif, besok aku akan menyelesaikan sesuatu yang harus ku selesaikan...









-bersambung-

Persegi Empat (episode 10)


Selepas magrib, Reza menjemputku dgn motornya. Reza memboncengiku tanpa banyak tanya mengenai apa yg kulakukan di RS. Untunglah, jd aku tak perlu cerita ttg Harist.
Reza mengantarku sampai dpn rumah. Aku mengucapkan terimakasih pd Reza, tp sepertinya ia ingin bilang sesuatu. Hummp
reza : nghh.. renata
aku : ya?
reza : ng...
aku : *oh please, say something..
reza : ng..gak jd deh. cuma sebuah kalimat norak.
aku : apa??

Reza menggeleng gugup. Lalu ia berbalik menuju motornya. Huuu yasudahlah -,-

lalalalalala
Tak terasa sudah berganti hari. Karna hari ini libur, jadi aku mau main ke rumah Syifa.

Sampai di rmh syifa, tante martha menyambutku. Aku dihujani peluk-cium oleh ibunya syifa ini.
Sayang skali syifa sedang pergi keluar ada keperluan. Tante martha menceritakan tentang kakaknya syifa yang kabur sejak tahun lalu. Terakhir, mereka mendapat informasi kalau kakaknya itu ada di jogja dan Reza-lah yg selama ini menyelidiki tempat persembunyian kakaknya itu. Oh.. jd slama ini reza & syifa dekat karna masalah itu. Huhuhu aku jadi malu karna telah menuduh syifa MT-in aku -.-

Syifa pun datang. Ia menyapaku sebentar lalu bergegas menuju kamarnya. Hari ini Syifa mau menyusul kakanya ke jogja.
Aku pun ikut mengantarnya ke bandara. Ya, ia naik pesawat karna harus secepatnya balik ke jakarta lagi. Di perjalanan aku mengungkapkan sgala kecemburuanku slama ini pd nya. Ia tertawa terbahak2 mendengarkan betapa aku sgt cemburu buta dgnnya.
syifa : ciyeee cemburuan.. haha
aku : abisnya elu sih deket-deket terus ama reza!
syifa : ta'elaaah reza ama harist, juga masi gantengan harist! huahaha
aku : ieh.. gantengan reza! eja kan itemmanis tauuu
syifa : hah eja? reza maksudlu? jiyee panggilan sayang ni yee


Kami terus bercanda-canda membandingkan ketampanan reza & harist.
Akhirnya kami tiba di bandara. Jadwal penerbangan sudah mepet. Syifa segera memeluk ibunya, juga aku. Ia pun berlari sambil melambaikan tangannya pd kami.


-sorenya
aku bosan, mamaku sedang menonton berita kecelakaan. huh itu kan sudah sering terjadi.
Telpon rumahku berdering, tapi aku malas mengangkatnya. aku malah masuk kamar. Terdengar mamaku menjawab telpon. Oh rupanya dari tante martha.
'ada apa jeng?
...
astagfirullah, lalu?
...
innalillahi wainna ilaihi ra'jiun,, kamu tabah y jeng..'

??
jantungku berdegup kencang. Satu nama terlintas dalam benakku.
SYIFA !









-bersambung-

Persegi Empat (episode 9)

Aku tercekat. Aku berusaha untuk kabur tapi kedua orang itu memegangi tanganku. Aku terus menarik-narik diriku agar lepas dari mereka. Kugigit sekuat mungkin tangan salah satu dari mereka. ia kesakitan dan mulai lengah. Aku mencoba berlari, tapi sopirtaksi itu menarik tasku. Aku terus berusaha melepaskan diri, aku berteriak-teriak minta tolong tp tak ada yg dtg. Sesaat orang itu memeriksa isi tasku. Aku langsung lari dan lari ke arah keramaian. Aku tak mau menengok ke belakang lagi.

Huft! syukurlah aku bisa selamat. Tapi.. skrg aku lagg di jalan apa ya? tak ada kendaraan umum yg lewat. ojeg motor pun tak ada. oya, ini kan jam 3 pagi. pantas saja jalan raya sepi!
huh.. mau tak mau aku harus jalan kaki sampai rumah. mau telpon mama, kan hp dan dompetnya ada di tas yg tadi.

Aku melangkah lemas menyusuri jalan. Banyak mobil pribadi yg melintas cepat.
tibaa2 ada sebuah mobil yg sgt ku kenal berhenti di dkt ku. REZA.
Reza : lu ngapain ren, malem2 disini? ayo masuk mobil gw!

Huft sekali lagi aku bersyukur, Tuhan tlah mengirimkan malaikatnya pd ku. Aku pun ikun mobil reza. di dlm mobil aku ceritakan apa yg baru ku alami pd reza. Tp reza cuma komen, 'makanya, lain kali jangan 'sok' pulang sendirian malem2'
Huu tapi tak apalah, yg penting dia udah menolongku dan sekarang mau mengantarku pulang :D
Aku mencoba meminta maaf soal Oii, tapi ia hanya menoleh ke arahku sebentar lalu kembali menatap ke depan.
Yasudahlah.. hoaamph.. aku mengantuk.
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Aku terbangun dan menyadari bahwa hari sudah pagi. Huahh.. masih ngantuk -,-
tapi tapi.. kok aku tidur di sofa?
Kudengar mamaku berkicau samar-samar
Mama : renata sayang, kamu udah bangun nak? ayo cepat mandi,sarapan, lalu sekolah! eh ngomong2 temanmu itu baik sekali ya,, mau menggendong kamu sampai ke ruang tamu. Abis kamu susah dibangunin sih.. untung aja dia baik dan.. bla bla bla....

Tak tau lagi, mama ngomong apa! tp.. barusan mama bilang, reza menggendongku? hah yg bener? tp mama gak mungking bohong! hey, serius nihh.. fufufu

Aku ke sekolah dgn wajah seadanya, alias kucel bgt! syifa menghampiriku,
Syifa : renata, lu kucel bgt! blm makan ya?
Aku : udah kok
Syifa : ah masa? ohiya, hari ini aku buat martabak lho, rencananya nanti siang aku mau ke rmh harist, soalnya aku udah kangeeen bgt ama dia! haha lu mau ikut ga?

Aku terperangah, harist kan lg di RS. Gimana kasih tahunya ke syifa ya. humm.. tp harist pesan jgn bilang2 syifa! duuuh
Aku : ng.. syif, martabaknya boleh untukku ? aku laper banget nih.. ya ya?

-maaf, aku bohong-

Tetapi syifa mungkin tak tega melihatku kelaparan. akhirnya ia memberikan martabak yg untuk Harist untukku.

Seharian itu aku asyik mengobrol dengan syifa tentang apa saja. Kangen juga rupanya diriku dengan cerita-cerita syifa yang seru. Aku jadi merasa semakin tak enak menyembunyikan rahasia ini terhadap sahabatku sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, aku kan sudah janji dengan harist.

Aku dan syifa berjalan keluar gerbang berbarengan dengan reza juga. reza menuju tempat parkir motor. tumben reza bawa motor. eh, dia mengeluarkan dua buah helm, satu untuk dia lalu satu lagi untuk... siapa ya? untuk aku atau syifa?
Namun, tiba-tiba syifa melepaskan gandengan tangannya dariku lalu menerima helm itu dari tangan reza.
Syifa : kita duluan ya ren, mau ada keperluan. dadaaaah

Mereka pergi meniggalkanku dengan penuh rasa tanya. huhuuuuu aku cemburu

Sorenya, aku pergi ke RS untuk menjenguk harist. ternyata ia sudah dipindahkan darii ruang UGD ke ruang rawat inap biasa. Harist tersenyum menyambut kedatanganku. Ia sudah kelihatan baikan mesku masih dengan selang infus.
Kami mengobrol hingga senja tiba. Harist memaparkan kenapa ia sampai seperti ini. Alasan utamanya tentu karana orangtuanya. Dan kenapa ia tak mau syifa tahu, karna ia tak mau membebani pacarnya yang sangat dicintai itu.

Tiba-tiba reza sms
From reza : dimana lu? gw ditanyain nyokaplu
Aku reply : di RS pusat
From reza: lu jgn kemana-mana. biar gw jemput. jgn plg sendiri pokoknya!

;)









-bersambung-