aku

15 April 2012

Persegi Empat (episode 10)


Selepas magrib, Reza menjemputku dgn motornya. Reza memboncengiku tanpa banyak tanya mengenai apa yg kulakukan di RS. Untunglah, jd aku tak perlu cerita ttg Harist.
Reza mengantarku sampai dpn rumah. Aku mengucapkan terimakasih pd Reza, tp sepertinya ia ingin bilang sesuatu. Hummp
reza : nghh.. renata
aku : ya?
reza : ng...
aku : *oh please, say something..
reza : ng..gak jd deh. cuma sebuah kalimat norak.
aku : apa??

Reza menggeleng gugup. Lalu ia berbalik menuju motornya. Huuu yasudahlah -,-

lalalalalala
Tak terasa sudah berganti hari. Karna hari ini libur, jadi aku mau main ke rumah Syifa.

Sampai di rmh syifa, tante martha menyambutku. Aku dihujani peluk-cium oleh ibunya syifa ini.
Sayang skali syifa sedang pergi keluar ada keperluan. Tante martha menceritakan tentang kakaknya syifa yang kabur sejak tahun lalu. Terakhir, mereka mendapat informasi kalau kakaknya itu ada di jogja dan Reza-lah yg selama ini menyelidiki tempat persembunyian kakaknya itu. Oh.. jd slama ini reza & syifa dekat karna masalah itu. Huhuhu aku jadi malu karna telah menuduh syifa MT-in aku -.-

Syifa pun datang. Ia menyapaku sebentar lalu bergegas menuju kamarnya. Hari ini Syifa mau menyusul kakanya ke jogja.
Aku pun ikut mengantarnya ke bandara. Ya, ia naik pesawat karna harus secepatnya balik ke jakarta lagi. Di perjalanan aku mengungkapkan sgala kecemburuanku slama ini pd nya. Ia tertawa terbahak2 mendengarkan betapa aku sgt cemburu buta dgnnya.
syifa : ciyeee cemburuan.. haha
aku : abisnya elu sih deket-deket terus ama reza!
syifa : ta'elaaah reza ama harist, juga masi gantengan harist! huahaha
aku : ieh.. gantengan reza! eja kan itemmanis tauuu
syifa : hah eja? reza maksudlu? jiyee panggilan sayang ni yee


Kami terus bercanda-canda membandingkan ketampanan reza & harist.
Akhirnya kami tiba di bandara. Jadwal penerbangan sudah mepet. Syifa segera memeluk ibunya, juga aku. Ia pun berlari sambil melambaikan tangannya pd kami.


-sorenya
aku bosan, mamaku sedang menonton berita kecelakaan. huh itu kan sudah sering terjadi.
Telpon rumahku berdering, tapi aku malas mengangkatnya. aku malah masuk kamar. Terdengar mamaku menjawab telpon. Oh rupanya dari tante martha.
'ada apa jeng?
...
astagfirullah, lalu?
...
innalillahi wainna ilaihi ra'jiun,, kamu tabah y jeng..'

??
jantungku berdegup kencang. Satu nama terlintas dalam benakku.
SYIFA !









-bersambung-

No comments: