aku

15 April 2012

Persegi Empat (episode 7)

Rabu -__-
Kamis -___-
Jumat -____-
Sabtu -______-
Minggu -________-
Dan. . . seniiiiiiiiiin ;D
Hari yang kutunggu akhirnya datang juga!
Hari ini reza masuk ke sekollah lagi. Akhirnya setelah sekian lama menahan kerinduan. fuh! hari ini terlihat lebih cerah dari biasanya. Mmmmph... mungkin karna reza mau dateng. aku datang agak terlambat ke sekolah karna tadi kelamaan mematut diriku di cermin, kan mau ketemu reza.
sampai di sekolah langsung masuk kelas dan belum sempat ketemu reza. Nanti aja deh pas istirahat, pikirku.

Saat istirahat aku ke kelas syifa sengaja biar ketemu reza, tapi reza lagi gak ada di kelas. Huuuh kemana sih tuh orang? kata syifa dia lagi ke ruang guru menyerahkan tugas. Hemmmph tak apa deh, sekalian aku mau ngobrol dengan syifa.
Ada yang beda di pergelangan tangannya syifa. Dia pakai gelang unik banget, seperti kerajinan tangan khas jogja. kapan syifa ke jogja?
Aku : eh, gelangmu bagus deh. dari jogja ya?
Syifa : iya. kok tahu? ini oleh-oleh dari reza lho.. pas banget lagi, warnanya merah.. warna kesukaanku.

Hah? reza membawakan oleh-oleh untuk syifa? kok aku nggak? warna merah lagi! aaaaa kok reza gitu sih? padahal waktu itu dia juga pamitan sama aku. masa aku dilupakan begitu saja? 
Setelah berbasa basi sebentar dengan syifa aku kembali ke kelas. niatku untuk bertemu reza kuurungkan. Kenapa sih reza lebih dekat dengan syifa? dan kenapa kalau ada apa-apa dengan reza, syifa lebih tahu daripada aku? memang sih mereka satu sekolah waktu smp, tapi kan reza tahu syifa pacarnya harist yang notebene teman SMPnya juga, meski sekarang harist berbeda SMA dengan kami.

Bel pulang berbunyi.
Saat aku keluar reza menarik tanganku untuk ikut dengannya. mau dibawa keman ya aku? tapi aku gak mau tanya. Masih kesal dengan reza karna aku gak di kasih gelang seperti syifa. dia mengajakku ke taman belakang sekolah.
Aku melihat sekeliling dan tidak ada apa-apa. oh salah! ada sebuah kandang kecil gak tau isinya apa.
Hemmmp... reza menarikku semakin dekat ke kandang kecil itu. isi kandang iitu apa ya?
Reza : ini... oleh-oleh buat lu.
Aku : apa? kok di kandang?
Reza : lihat saja... 

Perlahan reza membuka kandangnya dan terlihat seekor. . . KUCING!
Oh tidaaaaaak! apa reza gak tahu kalau aku tak suka kucing?? duuuooh kenapa reza memberiku ini sih? jangan-jangan dia emang gak tahu. Kucingnya lucu sih. Kecil. Bulunya lebat berwarna silver. Matanya hijau kebiruan. Ini kucing jenis apa ya? ah gak ngerti!
Reza : Oii ini anaknya kucing pakdeh aku yang di jogja
Aku : Oii ?
Reza : iya, namanya oii. gimana? lu suka kan... kucing ini untuk lu. dijaga baik-baik yaa ;D

Dan reza berbalik pergi. sepertinya dia emang gak tahu kalau aku takut kucing. ah rezaaaaaa! kenapa aku gak dikasih oleh-oleh sebuah benda aja sih? huhu mau menolak pemberiannya kan juga gak enak.

Akhirnya si Oii kubawa pulang. Malamnya aku ke rumah syifa membawa serta Oii. Ya, aku berniat memberikannya pada syifa. Dia kan penyuka kucing. Jadi kukira oii akan lebih sejahtera hidupnya jika tinggal dengan syifa.
Syifa menerima oii dengan senang hati.oii langsung diajak bermain oleh syifa, sedangkan aku malah tak dihiraukan.Tapi syukurlah syifa mau menerima oii. jadi aku tak perlu repot-repot merawat si oii. karna sudah larut malam. aku pun pamit pulang.

Keesokan harinya aku malah tak melihat reza sama sekali. Kemana ya si reza.. aku kan belum mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba seseorang menyolek bahuku. REZA. Dia menatapku dalam. Hah? ada apa nih... kok tiba-tiba reza memandangi aku. Matanya tajam bangeeet. Oh pleaaaaaase. . . jangan pandangi aku seperti itu, aku kan jadi grogi.
Reza : kalau lu gak suka ama oii, bilang ajah! gak usah pura-pura suka sama pemberian dari gw! gw juga gak bakal maksa lu buat terima kucin itu. dan jangan seenaknya aja nyuruh orang lain buat mengadpsi oii. asal lu tahu ya, oii bukan kucing sembarangan!

Aku tertegun tak bisa berkata apa-apa. reza marah denganku. benar-benar marah padaku. ya, ku bisa melihat itu dari pandangan matanya yang tajam.

'kau buat aku bertanya.. kau buat aku mencari.. tentang rasa ini aku tak mengerti...'

Malamnya aku berniat meminta maaf dengan reza, tapi aku benar-benar takut ia masih marah.
eh, ada sebuah sms masuk. dari harist? tumben!
from harist : tlg ke rmh gw skrg jg. gw hrs dibawa ke rs. dan tlg jgn blg syifa.

Memang sih rumah harist dekat denganku, tapi kenapa ia minta aku untuk kerumahnya? trus kenapa aku gak boleh bilang ke pacarnya sendiri? aneh!

Dengan perasaan masih bingung akhirnya aku datang juga ke rumah harist. Kuketuk pintunya tak ada yang menyahut. Kubuka dan kulihat rumahnya sepi sekali. Aku menuju kamar yang bertuliskan nama harist di pintu. Kubuka pintunya dan betapa terkejutnya aku melihat harist terkapar tak berdaya di lantai kamarnya, mulutnya berbusa dan sepertinya ia sudah tak sadarkan diri. ya tuhan. . . apa yang terjadi pada harist???
Segera aku menghubungi rumah sakit terdekat. mudah-mudahan nyawa Harist masih bisa di tolong..











-bersambung-

No comments: