aku

15 April 2012

Persegi Empat (episode 8)


Sudah hampir satu jam ambulans yg kuhubungi belum juga datang. Aku terus menemani Harist yang sudah tak sadarkan diri. Kuperiksa denyut nadinya yang berdetak sangat lamban.
Sesaat kemudian ambulans akhirnya datang juga. Tubuh harist dibawa petugas RS. Aku pun ikut masuk ke dalam ambulans.
Sampai di RS, harist segera dilarikan ke UGD. Masalah administrasi biarlah kutangguhkan dengan uang direkeningku. Aku tak tahu bagaimana memberi tahu orangtua Harist yang tinggal di Belanda.

Dokter memberitahuku bahwa Harist mengalami over dosis. Aku sungguh terkejut mendengarnya. Ternyata selama ini harist sering mengkonsumsi valium dengn dosis yang berlebihan. Setahuku, valium adalah jenis obat tidur atau obat penenang yang jika dikonsumsi terus-menerus akan menyebabkan ketergantungan dan dapat merusak syaraf. Aku tak mengerti kenapa harist bisa sampai seperti ini. Apakah ia punya masalah besar hingga harus mengkonsumsi obat penenang dengan dosis tinggi?

Aku menunggui harist hingga larut malam. Aku ingin memastikan bahwa nyawa harist masih bisa diselamatkan. Sudah 2 jam lebih harist di UGD tapi tim medis belum memastikan kepadaku bagaimana keadaan harist sekarang.
Aku melirik jam berkali-kali dan aku baru ingat kalau aku belum solat isya. Ya Tuhan.. maafkan aku.
aku pergi menuju masjid RS untuk solat. Kupanjatkan doaku untuk harist semoga ia diberikan kesempatan untuk hidup 1 kali lagi. Amin..

Aku kembali dari masjid dan mendapatkan kabar yang melegakan hati. Alhamdulillah.. nyawa harist masih bisa diselamatkan. Hanya saja ia masih perlu mendapatkan perawatan intensif di RS. Aku sangat bersyukur atas semua ini, untung saja sebelum harist OD ia sempat mengsmsku. Mmmh, mungkin sebelumnya ia sudah punya firasat.
Aku diperbolehkan melihat keadaan harist di UGD. ia masih terbaring lemah tak sadarkan diri. Ada selang infus ditangannya, juga didadanya. Aku tak bisa membayang betapa sedihnya Syifa, jika ia tahu hal ini.

Sudah pukul 3 pagi. Aku harus pulang.
Aku naik taksi yg kebetulan lewat. Aku menyebutkan komplek rumahku. di dalam mobil aku sungguh mengantuk. Hampir saja aku tertidur pulas sebelum akhirnya aku menyadari bahwa si sopir taksi telah membawaku entah kemana. Aku sungguh tak tahu kini aku sedang ada dimana. Bagiku, jalanan ini asing. aku sempat protes dengan si sopir taksi, tapi ia hanya diam saja. Aku curiga! jangan-jangan ia berniat jahat.
dan benar saja.. si sopir mengeluarkan pisaunya ke leherku. aku mencoba kabur tapi ternyata ada 2 temannya di depan taksi.









-bersambung-

No comments: