aku

15 April 2012

Persegi Empat (episode 12)


Aku terbangun dari tidur panjangku. Mataku sembap bekas menangis semalam. Aku menyeret langkahku untuk memulai hari ini. Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. amin ;p

Terlihat olehku sosok reza sedang terduduk tenang di perpusatakaan. Aku menghela nafas panjang menghampirinya. Akan ku selesaikan hari ini juga.
Aku melangkah mendekatinya, kulihat wajahnya yang begitu tenang sedang membaca buku. Tanganku hendak menyentuhnya, tetapi hatiku berkata, bukan waktunya, Ren...
Aku berbalik arah. Tidak jadi.
...

Harist mengabariku bahwa orangtuanya akhirnya bercerai karna suatu masalah yang tidak bisa ia ceritakan padaku. Aku segera menemui harist. Aku takut ia jatuh terlalu jauh. Ini semua sangat berat, Aku tahu itu. Harus ada yang menemaninya di saat-saat sulit seperti ini kalau tidak mau ia OD lagi. Ya, akan kutemani ia.

Harist bukanlah orang yang cengeng meski diuji cobaan yang begitu berat, namun dalam masa penyembuhan seperti ini, tentu saja ia butuh teman untuk bercerita atau paling tidak menjadi pendengar yang baik baginya.

Semakin hari aku semakin dekat dengan harist. Aku senang melihat ia sedikit demi sedikit pulih dari sakitnya. Kuharap ia tak kan pernah lagi menyentuh obat-obatan itu. Ia sekarang sedang sibuk dengan dunia musiknya. Ia belajar gitar siang dan malam .Ia punya grup band dan kutahu teman-temannya 'bersih'. Jadi aku tenang saja membiarkan ia sibuk dengan bandnya itu.

Maret----

April-----------

Mei--------------------

Juni------------------------

Dan masa liburan pun tiba. Besok harist akan berangkat ke bandung untuk ikut kompetisi band yang diadakan oleh salah satu label rekaman. Semoga ia dan bandnya sukses. Sayangnya aku tak bisa menemani, karna aku sudah berjanji akan datang ke surabaya saat ilburan pada pamanku.

Dan hari ini harist mengajakku mengunjungi makam syifa. Aku membawa setangkai mawar merah untuk syifa, sedangkan harist membawa sebuket mawar indah sekali. Kami berkirim doa untuk almarhum syifa. semoga ia tenang di sana.
Setelah itu harist pamit padaku. Ia sempat membisikan sesuatu padaku, 'selesaikan urusanmu dengan reza', begitu katanya. Aku hanya bisa tersenyum padanya. Aku tak janji.
Harist pun pergi.

Aku diantar mamaku hanya sampai stasiun gambir. Ya, aku akan berangkat sendiri ke Surabaya. Ayahku tak bisa mengantar karna sedang ada pekerjaan yang tak mungkin ditinggalkannya. Reza? Entahlah... Aku tak berharap banyak padanya. Ia tahu aku akan ke Surabaya, tapi ia tak merespon apa pun. Yasudahlah. . . mungkin selama ini aku hanya ke-GR-an saja atas segala perhatian yang diberikannya padaku.

Kereta sudah mau jalan. Aku masuk ke gerbong dan duduk di dekat jendela. Terlihat mamaku melambaikan tangannya sambil tersenyum lembut bagai malaikat. Kereta apinya pun mulai berjalan meninggalkan Jakarta. Aku menghela nafas sekali lagi. Ku tinggalkan sejenak kotaku. Kenangan-kenagan tentangku dengan Syifa, dengan Harist, dengan Reza,,,

Beberapa pedagang asongan mencoba menawariku segala macam jajanan khas kereta. Aku memberikan kode tidak mau dengan sopan. Sudah kesekian kali pedagang-pedagang itu menawariku makanan, akhirnya aku membeli permen dan satu bungkus tisu. Kuharap ini terakhirkalinya. Aku ingin menikmati perjalanan ini sendirian tanpa gangguan apa pun.
Tapi. . . ada lagi pedagang yang menawariku sesuatu. Ia memanggil manggilku, neng.. neng.. 
Huuuuuh.. sungguh menyebalkan! Aku pun menengok dengan malas ke arahnya. Ternyata dia bukan pedagang asongan. Dia adalah Reza! Aku terperanjat. Kaget? Tentu saja! Tapi senang bukan main ;D

Reza duduk disampingku. memberikan sesuatu berbentuk persegi empat padaku.
aku : apa?
reza : dari tante martha, buatlu.
aku : terus lu ngapain di kereta ini?
reza : yaa mau nganterin titipan tante martha itu
aku : oh *tersenyum kecil ;p
reza : hmm sebenernya mau nganterin lu juga sih
aku : oh *tersenyum lebar ;D

Kubuka bungkusan persegi empat itu. Ternyata benar tebakanku, isinya adalah kolase foto yang aku lihat dikamar syifa waku itu. Terima kasih sahabatku... aku suka sekali benda ini. Ya, persegi empat ini ;)
Kereta pun melaju membawa kami meninggalkan Jakarta. Membawaku dengan reza. Betapa nyamannya duduk di samping Reza ;)
Ada sekelompok musisi jalanan masuk ke gerbong kami. Sekumpulan anak muda itu membawakan lagu kesukaanku ; More Than Words

'Saying I love you.. Is not the words
I want to hear from you
It's not that I want you.. Not to say
But if you only knew
How easy.. It would be to
Show me how you feel
More than words. . .'

Aku : reza, mmph... waktu itu mau ngomong apa ya, yang sebuah kalimat norak itu..
reza : yang mana?
aku : ih, yg waktu itu lu mau ngomong tapi gak jadi
reza : oh yg itu, hmmph cuma sebuah kalimat norak doank
aku : ya, apaaaa??
...
...
...
reza : hmmmph... I LOVE YOU 
...
aku : oh, haha

reza : yah kok ketawa, jawab dong
aku : tapi jawabnya pakai kalimat norak juga, gakpapa?
reza : *mengangguk
aku : yaudahdeh.. I LOVE YOU TOO
reza : hahahahahaaaahahahaa

'. . .Is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say
That you love me..Cause I'd already know
What would you do.. If my heart was turn in to
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say.. 
If I took those words away..
Then you couldn't make things new
Just by saying.. I love you....' 



-Selesai-

No comments: