aku

15 April 2012

Persegi Empat (episode 3)


Hari ini aku ke sekolah dgn kepala masih diperban. Sebenarnya lukaku sudah membaik, tapi biarlah. Barangkali bisa menarik perhatian si dia :p
By the way, kemarin dompetnya si supir bajaj ketinggalan di kasur RS. Jadi aku yg bawa deh. Meski uangnya cuma Rp 5000, tp kan KTP dan SIMnya penting. Hem aku berniat mengembalikannya sore ini.

Eh, itu si dia lagi berjalan kesini :D
Aduh, gimana ya. Jd salting gini. Enghh nunduk aja deh..
Dan. . . yap! dia menyapaku :D
si dia : hey gimana luka dikepalalu? udah baikan?
aku : iya alhamdulillah :-)

dan dia pun pergi berlalu dgn senyuman mautnya. hihi ;p

*sorenya..
Akhirnya aku menemukan rumah si supir bajaj itu setelah tanya sana sini. rumahnya sangat sederhana. Sebelum mengetuk pintu aku mendengar percakapan,
si ibu : yaah bapak ini gimana toh? itu kan duit buat beli beras..
bapak : maaf bu, tp bapak kan harus tanggungjawab karna bapak yg menabraknya
si ibu : iya sih.. tp kita kan jg perlu makan pak.. mana si adek lg sakit panas. Darimana lagi duit untuk berobat..

Aku tertegun. Sungguh tak tega aku saat tahu, bahwa aku sudah menyusahkan orang lain. Kalau saja aku waktu itu jalan dgn hati-hati, pasti takkan tertabrak bajaj. Dan kebutuhan hidup si supir bajaj itu pasti bisa dipenuhi. Ah, aku memang menyusahkan orang lain -.-
Lalu aku harus bagaimana ini??









-bersambung-

No comments: