aku

11 July 2015

Beautiful mind

Halo, hai, bonjour, cava bien?
Sudah lama rupanya gue gak nulis hal-hal yang (GAK) penting disini. Iyah kangen yah, udah lama gak cerita cerita soal siapa gituh yang lagi ada di hati *deuileeeeh*

Malam ini lagi asik dengerin Gravity-nya John Mayer sambil nyengir-nyengir sendiri karena besok sudah mulai libur kerjaaa! Yeay! dan YEAY! yang kedua adalah karna ini bulan ramadhan sesungguhnya adalah bulannya silaturahmi, maka segala jenis teman dari berbagai ujung dunia ngajak ketemu-ketemu cantik untuk buka bareng! YESS!

Tadi mau cerita apa yah? ah iya, soal novel yang terakhir gue baca, dan menurut gue sudut pandangnya itu keren bangetttttttt sampe ingin rasanya membaca buku ini lagi sebagai orang yang belum pernah membacanya, or like you fallin in love with someone in the first sight, then you got him, and you fallin in love (again and again) with him in everyday. Sweet.  Judulnya ANTOLOGI RASA, karya Ika Natassa. Ah gila! gaya bahasanya dia gue suka banget!

Suka karena setelah membaca novel itu pikiran gue jadi terbuka. *iyah tadinya tertutup karna mikirin kamuuuuh* *apasih ul*. Bahwa segala rasa soal galau, baper, kepo, pengen tahu yang banget-banget tapi gak berani nanya orangnya langsung itu wajar loh. Manusia gak bakalan sepanjang hidupnya jadi orang baik, atau akan dianggap baik oleh semua orang. Gak akan sepanjang hidupnya terasa manis semanis sop buah langsat, atau akan dianggap hidupnya manis banget kalo dibandingin sama hidup orang lain. Dan satu lagi; gak akan selalu benar. Haha.

Maka ungkapan "Man to the left, because woman always right!" itu harus direvisi menjadi "Man is Mr. Right and Woman is Ms. Always right." eh sama aja yah? hehehehe

Bukan gituh, maksud gue setelah membaca buku ini standar -manusia sempurna untuk bikin kita bahagia- versi gue jadi berubah. Bahwa gakpapa kalo kita merasa melakukan kesalahan, atau punya perasaan yang salah. Dan bahwa orang lain mungkin akan melakukan hal yang sama atas kesalahan yang kita lakukan. Karna kuncinya bukan cuma ada di hati, tapi juga ada di pikiran. Eh gimana?

Well, let me explain it!
Kita boleh banget loh dikit-dikit ngikutin perasaan. Senang, sedih, galau, nunggu kepastian, benci dll yang munculnya dari hati.. kan gak mungkin dipendem gitu ajah, emangnya harta karun? maka wajar kadang kita butuh teman untuk curhat, atau butuh sedikit kuota internet untuk update status galau. Namun akan BOLEH BANGET juga ketika kita gak sibuk sendiri dengan apa yang kita rasakan, yang kadang hanya asumsi kita belaka, yang kadang sebenernya orang lain gak bermaksud gituh ke kita. That's why we need try to ask, before assume! Nah disinilah pikiran kita diperlukan untuk lebih tajam melihat keadaan yang sebenarnya, jangan hanya menuntut orang lain agar lebih peka aja terhadap perasaan yang kita punya. Kita sendiri loh yang punya kekuatan pikiran itu. Jadi mulai sekarang, mari kita senyum bukan hanya dari hati saja, tapi juga dari pikiran yang indah. Segalanya akan baik-baik saja, bahwa  sesudah kesulitan selalu ada kemudahan, dan ketika satu pintu tertutup, maka sebenarnya ada pintu-pintu lain yang akan terbuka.

Jadi, mari kita lanjut mendengarkan John Mayer yang bergumam lirih..

"Oh I'll never know what makes this man
With all the love that his heart can stand

Dream of ways to throw it all away"