aku

05 November 2013

Budaya Mendengar (2)

Masih soal SMA,
dan gue masih disini,
meski gue akan segera merindukan masa-masa ini
berdiri di depan kelas hanya untuk memberi salam,
lalu kemudian berputar ke seluruh sudut kelas untuk mendengar segala pertanyaan, sanggahan, pendapat, dan analisis dari murid-murid..

YAK!

Gue sering bilang, mungkin awalnya hanya pada teman-teman dekat saja semasa kuliah, tapi akhirnya gue sampaikan juga pada beberapa kelas yang gue ampu. "Banyak orang pandai berbicara, tetapi tidak pandai dalam mendengarkan." Padahal proses belajar yang paling pertama yang bisa dilakukan oleh manusia apa? Mendengar! Bagi yang muslim dari lahir, apa yang diperdengarkan pertama kali waktu datang ke dunia? Suara Adzan :)


Lalu kenapa semakin bertambah usia semakin sulit sekali untuk mendengar?

Guru pamong gue selalu mengingatkan sebelum masuk kelas untuk praktek mengajar, "ojo lali, sisipkan pendidikan karakter untuk anak-anak." kenapa juga gue harus menanamkan pendidikan karakter sementara sudah ada guru BK (Bimbingan Konseling) di setiap sekolah yang biasanya menjadi polisi moral?

Tapi inilah jawabannya..

Banyak orang pintar secara akademis tapi tapi tidak pintar dalam membangun karakter. Buktinya? siapakah orang-orang yang ditangkap KPK atas kasus dugaan suap ataupun korupsi? pejabat, anggota dewan, pengusaha, penegak hukum.. apakah mereka tidak pintar dalam hal akademis? tentu tidak! Lalu apa urusannya sama guru sosiologi?

HEY
Membangun karakter bukan hanya tugas guru BK ataupun PPKN saja, Gue kira setiap dari kita bahkan butuh untuk membangun karakter, apalagi untuk yang akan mengurusi hajat hidup orang banyak, anak bangsa, kalau bukan kita siapa lagi?

Nah, agak berat ye bahasan gue barusan,hehe. Ehtapi kita sebagai generasi muda *oke, gue ngerasa muda lagi karena kemarin habis ikut upacara peringatan sumpah pemuda* emang beneran harus punya yang namanya pendidikan karakter. Temen-temen pernah denger ada yang namanya SEKOLAH SELAMAT PAGI INDONESIA di Batu, Malang, Jawa Timur. Sekolah itu adalah sekolah gratis dimana murid-muridnya berasal dari berbagai daerah, suku, agama yang begitu mengedepankan prinsip toleransi, disiplin dan tanggungjawab.

Ada salah satu yang gue catat betapa pendidikan moral menjadi dasar dari pengembangan karakter di sekolah ini yaitu P A K S A.

P = PRAY
Hayooo siapa yang kalo berangkat pagi2 ke kampus atau ke tempat kerja jarang solat subuh??? hahaha kalo kata murid gue sih biasanya yang nanya kayak gini justru yang jarang. *LOH?*
Andrea Hirata dalam mantra terkenalnya pada buku Sang Pemimpi mengutip kata-kata sahabatnya, "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu." Sebuah kalimat sederhana dari daerah terpencil yang nyadarin gue, kalo ada kekuatan yang Maha Besar yang ngatur jalan hidup kita. Lalu kenapa kita tidak meminta pada kekuatan itu untuk dimudahkan dan dikuatkan dalam segala jalan yang kita tempuh. Caranya? berdoalah ;)

A = ATITTUDE
Inilah yang selalu gue tekankan pada adik-adik di kelas, bagaimana kita pintar bukan hanya di otak saja, tetapi juga di hati. Bagaimana nilai-nilai sopan santun, rajin menabung, tidak sombong bukan hanya guyonan semata untuk menggambarkan seorang anak dikatakan baik. Bagaimana menghargai orang lain yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya adalah suatu budaya yang harus dibiasakan, siapapun kamu, dimanapun kamu berada.

K = KNOWLEDGE
Pengetahuan yang bukan hanya teks book, meski untuk teori tetap kita harus kembali ke buku sekolah. Belajar sosiologi bukan hanya dari buku saja, karena gue menerapkan konsep dari awal bahwa dimana pun gue akan mengajar gue harus jadi guru yang FUN. Maka jangan heran, sebelum gue ataupun Evie masuk kelas, kita ribet menyiapkan film, lagu, artikel dari koran/majalah, stick, pensil atau dadu macam anak TK.

Kelas XI IS 2 sedang bermain 'Hey Hey Siapa Dia?'
Salahsatu aplikasi budaya mendengar dalam bentuk games.
S = SKILL
Ada yang namanya softskill dan hardskill. Gue kira temen-temen udah tau ini maknanya apa dan bedanya dimana. Satu yang pasti, keduanya itu penting. Keahlian yang sangat-sangat dibutuhkan oleh kawula muda *yaelah macam penyiar radio prambors gue* untuk menunjang karir, dan kalo bisa jadi wirausaha-wirausaha muda yang memutarbalikkan stigma "habis lulus cari kerja" dengan "habis lulus, buka lapangan pekerjaan". You wanna try ? :)

A = ACTION
Ini dia..... woy yang lagi di Jekardahhhh, sudahkah bertemu Jokowi ataupun Ahok dalam sekali waktu? Temen-temen, entah peduli secara serius ataupun enggak, pasti ngerti strategi "blusuk'an" atau yang artinya dalam bahasa Indonesia "terjun langsung ke lapangan" yang dilakukan pasangan baru di DKI ini. Udah berasa perbedaanya dimana? Karena gue jarang di Jakarta, jadi baru ngerasain itu jalanan depan tanah abang udah lancar ye ampe hampir2 kelewatan mau turun di Blok B. Iya, aksi! Apalah artinya punya planing A-Z kalo gak dijalanin. Aksi aksi ayo beraksi! (^.^)v


Oke, sekian materi hari ini.
Selamat siang,
Jangan lupa makan siang ya kamu, iya kamu :)





No comments: