aku

25 December 2010

CIPULIR (Part. MUHASABAH dan RESOLUSI)

Cipulir..
Beberapa bulan yg lalu saya pun pernah memposting mengenai daerah tempat tinggal saya ini. Terletak di kecamatan Kebayoran-Lama Jakarta Selatan, Daerah Khusus ibu kota.

Saya bukannya hendak menjelaskan tata kota ataupun sistem kemasyarakatan di kampung ini, tetapi saya mau bicara soal mimpi.. ya, mimpi!

Kemarin, setelah saya meminta saran dari sahabat2 mengenai mana yg lebih dulu sebaiknya dilakukan, muhasabah atau buat resolusi?
Dan teman2 pun kompak menjawab MUHASABAH. Muhasabah itu sama halnya seperti mengevaluasi diri.

Nah, hubungannya dgn mimpi dan cipulir adalah... karna semuanya berawal dari cipulir. Di tempat itu, tepatnya di kediaman keluarga Bapak Darman (kakek saya) saya tuliskan rencana-rencana hidup saya. Membuat resolusi dan muhasabah pun seakan menjadi ritual setiap menjelang pergantian tahun dan pergantian umur saya. Saya tuliskan sederet target utk tahun depan dan menchecklist apa saja yg sudah tercapai tahun ini. Semuanya harus berjalan progresif, bergerak maju, dan meninggalkan pelajaran yg bermakna dlm kehidupan saya. Saya tidak mau hidup saya mengalir begitu saja. Harus ada tahapan2 yg harus saya lalui untuk mencapai puncak. Saya buat rencana seindah mungkin. PLAN A saya harus tepat sasaran, meski masih ada 25 huruf lagi tersedia. SAYA LAKUKAN YANG TERBAIK YANG BISA SAYA LAKUKAN.

Tapi rencana tetaplah hanya sebuah rencana.. pasrahkan semua hasilnya hanya kepada ALLAH SWT. Kita bisa menuliskan apapun kemauan kita dgn pensil, tapi biar Allah yg pegang penghapusnya. Dia Maha Tahu apa yg baik dan terbaik buat kita.

Sampai di sini, saya menemukan diri saya adalah rencana yg saya buat sendiri di hari kemarin. Semuanya seakan berkesinambungan atas resolusi saya dari tahun ke tahun. Yang sudah saya capai hari ini adalah coretan yg saya buat beberapa tahun yg lalu, bahkan mungkin satu dekade yg lalu ketika saya masih SD. Saya memang dari kecil sudah sering menuliskan kemauan saya di apapun itu.. di balik pintu kamar, di dinding, di kalender, di belakang buku pelajaran, di diary atau dimanapun di saat pikiran saya terbesit menginginkan sesuatu.
Kalau boleh bangga sedikit, saya merasa sudah selangkah lebih maju dari teman2 yg pernah mengejek saya, buat apa menuliskan khayalan2 yg tak mungkin jd kenyataan. Tapi buktinya.. aku sudah ada di sini & mereka masih tetap di sana dgn rutinitas dan daur hidup yg biasa2 saja..

And now, saya mau menulis lg.. Semoga keluarga merestui, &
Kabulkanlah Ya Allah..
amin

No comments: