aku

11 October 2017

Lentudey VS Koran

Halo blogger!
Maul setahun belakangan ini betul-betul bandel. Malas menulis apalagi berpuitis. Boro-boro mau research kevalidan informasi, buka lentudey aja yang dibaca judul dan sub-judulnya doang. Jika begini jadinya, bagaimana mau mendidik generasi yang realistis, sementara setiap detik mata menatap nanar pada komen-komenan orang apatis di media sosial.

Masalah membaca berita terkini sebenarnya tetap menjadi makanan sehari-hari. Hanya saja kini kita bisa dengan mudah melahap berita dari link yang sudah dishare oleh teman sebelah. Kebenaran berita bukan lagi masalah utama, yang penting ulasan viral agar tak ketinggalan ikut berkicau dengan sesama netizen.

Akibatnya maul jadi generasi ikut-ikutan yang ikut terbawa emosi saat membaca berita Papah minta saham lolos lagi dari jeratan hukum, sekaligus ikut tertawa lihat meme-meme yang beredar tentang si bapak yang satu itu. Maul jadi malas lagi mengecek kebenaran berita yang terkadang isi wawancaranya cuma sebaris, tapi dijadikan suatu artikel sama sang jurnalis dengan bumbu-bumbu sekadarnya. Ini masih mending kalo bumbu yang dipakai adalah rempah asli Indonesia, lah kalo micin begimane? *eh gimana?* *generasi micin harap jangan tersinggung*

Lalu akhirnya Maul tersadar bahwasanya berita yang disajikan secara online membuat kita tidak tahan berlama-lama melihat tulisan yang tercetak dan terpampang nyata. Jangankan membaca koran yang panjang-panjang tulisannya, kadang baca kisi-kisi try out aja Maul luput.

Jadilah Maul berusaha untuk mengembalikan "gaya baca" kepada fitrahnya. Kembali membaca apa yang terpampang nyata di hadapan mata. Kembali membaca tulisan yang diprint dalam wujud nyata. Tujuan utama; biar mata tidak semakin minus. Tujuan kedua; biar koran yang disediakan di kantor tidak  hanya dijadikan bungkus gorengan. Tujuan ketiga; menangkal hoax yang kian beredar. Tujuan keempat; dengan membeli koran berarti ikut menghidupi pengindustrian surat kabar hingga ke Kang korannya. Tujuan kelima; pergi haji bila mampu. Benar begitu? Harus benar! Dan lebih penting lagi pergi ke tanah suci jangan menggunakan agen perjalan yang kasih diskon tapi gak berangkat-berangkat itu yaa...

No comments: