aku

21 June 2010

Istana Pasir (part. 3)

Aku menghela nafas panjang. Kuhirup udara pantai yg hangat. Masih di sini. Di pantai ini. Pantai yg airnya jernih berpayung langit biru. Aku sendiri. Pulang.

Diam. Habis sudah mimpi-mimpiku. Cita-citaku yg satu itu. . .

Aku pulang tanpa membawa bahagia. Air mataku terlalu gengsi untuk jatuh berderai. Dadaku sesak, kian sulit bernafas. Udara pantai yg hangat kini tak lagi mau bersahabat denganku. Aku sendirian. Aku tak punya teman -_-

Aku dan istana pasirku, kini hanya tinggal kenangan. Bahkan aku tlah berjanji tak kan menghiraukannya lagi. Tak kan pernah lagi, jika mama tak kembali.

Anak kecil ini tak mengerti apa yg sebenarnya terjadi. Aku : anak kecil.
Aku pun bosan sepanjang hari berada di rumah. Aku ke pantai itu lagi -tak punya pilihan lain. Aku berlari sekencang-kencangnya, berteriak sekuat mungkin, dan akhirnya aku pun menangis. Kenyataan ini terlalu pahit. Mama pernah berjanji untuk menemuiku kembali -untuk melihat istana pasir yg kubuat untuknya, tapi mana? mana? ia tak kembali! Ia tidak pernah kembali atau paling tidak, memberi kabar akan kembali!
Hmmph.. mataku sudah teramat lelah menanti kepulangannya. Istana pasir, Istana Nabi Sulaiman, Istana boneka, Istana negara, Istana apapun itu, aku sudah tak terobsesi untuk membuatnya. Aku mati rasa. Aku mau mati.

***
Senja itu, matahari tenggelam di peraduan. Aku berdiri di ujung tebing pantai yg curam. Terlihat olehku ombak laut yg menari-nari seakan mengajaku untuk ikut bersamanya. "hai gadis kecil, sedang apa kau di atas sana? termenungkahkau?",sapanya.
Aku tak menjawab. "kemarilah! ikut bersama kami!", rajuk sang ombak. Aku masih diam. "ayolah kawan, ikutlah bersama kami. Kau tahu, di dasar laut ini, kau bisa temukan bahagia.." ,rayu sang ombak lagi. Aku pun tersenyum tipis.
"Bahagia" satu kata yg aku nanti selama ini.
Perlahan kakiku maju satu langkah di bibir tebing dan. . . tubuhku melayang jatuh ke dasar laut.

No comments: