aku

21 June 2010

Istana Pasir (part. 4)

Derasnya hujan yang turun semalaman tak membuat keindahan pantai ini berkurang. Dinginnya udara pagi ini pun tak urung membuatku kembali menikmati suasana yang sangat kusukai -pantai yang jernih berpayung langit biru- seolah merangkulku untuk berucap syukur pada Sang Pencipta.

Pagi ini.Pantai ini. Rumah yang damai di tepi pantai ini. Apa yang kuinginkan tak kumiliki? ;)

Aku pun menengok ke arah jam 3. Terlihat mamaku sedang menggendong cucu perempuannya yang masih bayi. Putri bungsuku. Mereka sepertinya sedang berbicara dari hati ke hati. Kok bisa? mungkin mereka menggunakan bahasa kalbu.

Aku senyum simpul. Memejamkan mataku. Bahagia ini.

Pantai itu . . .

Alam bawah sadarku menarikku ke 20 tahun silam.


----- Dengan nafas yang rasanya sudah diujung kerongkongan, kubuka mataku perlahan Terlihat olehku banyak orang mengelilingi tubuhku yang basah kuyup. Seseorang menekan-nekan perutku berusaha untuk mengeluarkan air laut yang terminum olehku saatku tenggelam.Tubuhku lemas seperti tak bernyawa. Tapi... Wow! Aku masih bernyawa! Ya sungguh aku masih bernyawa! Kulirik orang yang ada di sebelahku dan dia pun tersenyum padaku. Aku. Anak kecil bodoh yang mencoba terjun dari atas tebing ke dasar laut. Aku anak kecil yang penuh keputus-asaan dalam hidupnya ; masih diberi kesempatan untuk memiliki nyawa itu lagi- nyawa yang kedua.
Inikah keajaiban?

Tiba-tiba orang yang mengerumuniku tadi menyeruak, membentuk sebuah jalan, seolah mempersilahkan seseorang yang penting untuk lewat.Sesosok wanita yang sangat kukenal datang menghampiriku. Memelukku erat. "Mama.." ucapku bergetar. "Ya, sayang ini mama..", jawabnya. Ya, suara itu milik mamaku! Mamaku kembali! Mamaku kembali kepelukkanku! Mamaku tersayang! Mama ini mamaku!
Sungguh ini sebuah keajaiban dan. . . oh bukan! Ini bukan sekedar keajaiban,, tapi ini pasti kehendak Tuhan.Tuhan telah mengatur semuanya.Tuhan tahu, tapi menunggu.

Tapi istana pasirnya sudah ku hancurkan-----


Aku tersadar dari lamunanku.Tanganku ditarik- tarik oleh jagoan kecilku. Aku dibawanya ke pantai depan rumahku. Aku menyerngitkan dahi padanya, "apa?", tanyaku. Dia senyum ke belakangku. Rupanya di belakangku ada ayahnya.
Mereka menggandengku ke sisi pantai yang lain. Mataku ditutup tak boleh melihat. Hmmmph... putra sulungku ini ada-ada saja.

Setiba di tempat yang mereka telah tentukan, suamiku membukakan ikatan penutup mataku.
"SURPRISE. . .!! HAPPY BIRTHDAY BUNDAAAA", aku dihujani ciuman dan pelukan dari mereka. terlihat olehku sebuah kue tart dengan lilin berangka 30. Ya... ya... ya... aku lupa kalau hari ini aku ulang tahun. Terlalu banyak nikmat yang harus kusyukuri untuk itu.

Kutiup lilin itu setelah sebelumnya 'make a wish'. Mereka pun bersorak gembira -tertawa lepas- puas membuat kejutan untukku. Ohya disana pun telah hadir si bungsu cantik yang digendong oleh mamaku. Lengkaplah bahagiaku ;)

"Ada satu lagi..", bisik jagoan kecilku- sambil meraih tanganku. Rupanya, ada sesuatu yang cukup besar diatas pasir itu yang ditutupi dengan kardus. Aku penasaran. Kubuka kardus itu dan ku melihat sebuah. . . Istana Pasir.


*SELESAI*

No comments: